Kolose 2:3
sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]mazmu109[/kitab]; [kitab]ipetr1[/kitab]; [kitab]yehez21-22[/kitab]
Menjadi tuan rumah pesta makan malam formal di usia muda yang matang, 19 tahun, seharusnya mudah bukan?
Saya pulang ke rumah
setelah tahun pertama kuliah saya untuk menghabiskan musim panas bersama
keluarga, teman, dan pekerjaan. Orang tua saya menyukai berkemah di akhir pekan
dan memberi tahu saya sebelumnya ketika mereka pergi. Jadi, di akhir pekan
ketika saya tahu saya akan menjadi "Home Alone," saya memutuskan untuk mengadakan pesta makan malam formal.
Menu? Beef Wellington
terdengar sempurna. Saya belum memasak makanan tersebut sebelumnya, tetapi itu
mudah, bukan? Hanya sedikit daging dan puff pastry!
Pada hari pesta, saya
mengeluarkan linen, porselen, lilin, gelas, dan perak. Ya ampun! Pernak-pernik rumah dari perak ternoda, dan saya tidak punya waktu untuk membersihkannya.
Memasak seperti Julia Child akan mengambil terlalu banyak waktu. Jadi saya
menelepon teman seumur hidup saya yang berada di sebelah rumah, dan dia setuju
untuk membersihkan semua pernak-pernik rumah dari perak tersebut— di rumahnya. Saya sendiri memiliki aturan di tempat tinggal saya yakni "tidak boleh mengintip".
Lokasi? Meja ping pong lantai bawah dan sepuluh kursi yang tidak serasi akan sempurna! Saya menemukan dua taplak meja besar yang tidak matching, dan mereka hampir menutupi meja raksasa. Porselen, perak, gelas, dan serbet tampak indah karena saya mengaturnya dengan benar di setiap suasana. Emily Post akan bangga! Saya hampir menjatuhkan lilin hitam ketika mencoba menempatkan benda-benda tersebut di meja ukuran Goliat.
Melayani teman-teman saya sungguh
suatu kehormatan, dan mereka bersikeras untuk melakukan bersih-bersih pada saat
selesai nanti. Makan malam formal adalah sebuah pencapaian, dan melakukan semuanya
tanpa sepengetahuan ibu saya adalah perasaan yang luar biasa (hal “Home Alone” itu lagi).
Atau itu hanyalah pikiran saya.
Saya sedang bekerja ketika
orang tua saya kembali. Saya menerima panggilan telepon singkat dari ibu saya —
saya pikir saya akan dihukum seumur hidup! Saya tidak menyadari bahwa porselen,
panci, dan peralatan tidak dicuci dengan benar dan diletakkan di tempat yang
salah. Saya tidak tahu bahwa porselen adalah porselen pernikahan mereka, linen
dan perak adalah pusaka keluarga yang mudah pecah, gelas minum adalah dari kristal, dan lilin hitam terbuat dari Batu Oniks.
Harapan saya memberikan hadiah
penting bagi teman-teman saya, dan pengalaman belajar tentang cara mengadakan
pesta makan malam formal, berakhir dengan kekecewaan dan teguran. Berkaca pada pengalaman itu, saya merenungkan dua hal.
Persiapan
Ester menjalani dua belas
bulan perawatan kecantikan dengan minyak mur dan kosmetika (Ester 2:12) sebelum
bertemu calon suaminya, Raja Ahasyweros. Itu yang namanya persiapan! Pada saat
itu, saya percaya saya cukup siap untuk mengadakan pesta. Dua belas bulannya
dibandingkan dengan tujuh hari saya? Mendekati pun tidak. Pesta saya telah melalaikan tanda ini.
Apakah kita melewatkan tanda dengan Yesus? Kisah Para Rasul 2:42 berbunyi,
"Mereka bertekun
dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa."
Ayat Alkitab ini
menjelaskan lebih dari sekadar persiapan yang memadai untuk memasuki hadirat
Allah. Apakah kita berbakti untuk berjalan bersama Yesus? Apakah kita mempraktikkan disiplin spiritual? Akankah Tuhan menegur jika kita tidak siap?
Harta karun
Saya tidak mengenali bahwa
barang-barang yang saya gunakan di pesta makan malam adalah pusaka keluarga
yang berharga. Saya baru saja melihat linen, piring, gelas, sendok garpu, dan lilin.
Apakah kita mengenali Yesus?
Apakah kita memperlakukan-Nya biasa-biasa saja, atau seperti harta berharga di
atas semua harta? Apakah kehadiran-Nya lebih kaya daripada porselen dan kristal
terbaik, lebih berharga daripada batu oniks, lebih berkilau dari perak yang dipoles, dan lebih indah daripada linen pusaka?
Yesus adalah “batu penjuru yang terpilih dan berharga.” 1 Petrus 2:6.
Baca Juga:
Paulus menulis bahwa
tujuan akhir hidupnya adalah agar orang-orang bisa mengetahui bahwa
"Kristus, di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan." Kolose 2:2-3
Apakah kita setiap hari
mengundang Allah untuk berpesta dengan kita? Apakah kita melihat Yesus sebagai Sumber
di mana harta kebijaksanaan dan pengetahuan itu berada? Apakah kita
mempersiapkan meja perjamuan pada lutut kita - menghafal ayat Alkitab,
bermeditasi, dan merindukan waktu berkualitas dengan-Nya yang selalu mengasihi dan kasih-Nya tidak pernah gagal?
Saya menginginkan Yesus - harta di atas semua harta - untuk semua hari kekekalan saya dengan-Nya.
Hak Cipta © April 2018 Cheryl Crofoot Knapp. Digunakan atas izin.
Yesus
Jauh Lebih Bernilai dari Harta Apapun Juga.