Saat Tuhan Memanggilmu, Beranilah Melompat Dalam KehendakNya
Kalangan Sendiri

Saat Tuhan Memanggilmu, Beranilah Melompat Dalam KehendakNya

Lori Official Writer
      4741

1 Korintus 2: 9

Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."


Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 100; Lukas 21; Yehezkiel 4-6

Aku sedang duduk di balkon, mendengarkan seruan dan teriakan sukacita saat anak-anak bermain di dalam kolam renang.

Ada satu gadis kecil yang menarik perhatianku. Dia kemungkinan berusia 6 tahun, memakai sayap kuning terang di bagian lengannya seperti manset tekanan darah. Saat dia berdiri di dekat kolam dengan mengepakkan lengannya bercampur rasa gugup, ayahnya duduk di air setinggi pinggang dengan tangan terulur.

“Ayolah sayang, kamu bisa melakukannya,” kata sang ayah. “Maju dan lompatlah. Aku di sini,” lanjutnya.

“Tapi aku takut,” kata gadis kecil itu sambil merengek dan mengepak-ngepakkan lengannya. “Ayah pasti tidak akan menangkapku,” tegasnya.

"Jangan takut. Aku di sini kog,” jelas sang ayah menegaskan.

"Tapi ayah bisa bergerak!” jawabnya lagi.

“Aku tidak akan pindah. Aku tidak akan membiarkan apapun terjadi padamu,” sang ayah meyakinkan.

Percakapan ini berlangsung selama 15 menit. Aku kagum dengan kesabaran dan ketekunan sang ayah. Sampai akhirnya, gadis kecil itu pun melompat juga. Tepuk tanganpun terdengar dari sekitar kolam! Di pagi itu, sang gadis kecil berenang seperti ikan kecil dan berjalan melintasi air kolam yang sebelumnya dianggapnya begitu mengerikan.

Lalu Tuhan berbicara di dalam hatiku: Sharon, kadang kamu seperti gadis kecil itu. Dan tiba-tiba aku mulai melihat diriku berdiri di tepi kolam renang dengan Bapa Surgawi memanggilku untuk melompat masuk ke dalamnya.

Ayolah, sayang, kamu bisa melakukannya, dia membujuk lagi. Ayolah dan melompatlah. Aku di sini.

“Tapi aku takut,” jawabku. “Engkau mungkin tak akan menangkapku,” lanjutnya.

“Jangan takut. Aku di sini,” kataku. Tapi Tuhan terus membujukku untuk melompat dan berjanji untuk memastikan Dia akan menangkapku.

Dalam 1 Korintus 2: 9 disampaikan kalau apa yang gak bisa dilihat oleh mata, tak didengar oleh telinga dan gak terpikirkan, hal itulah yang akan disediakan Allah. Tapi untuk mengalami apa yang Dia sudah sediakan, kita harus berani melompat ke dalam.

Di dalam Alkitab, kita menemukan ada beberapa orang yang menolak untuk mendengarkan ucapan Allah. Mereka adalah Musa (Keluaran 3: 11b; 4: 12), Yeremia (Yeremia 1: 6 & 8a) dan Gideon (Hakim-hakim 6: 15b-16). Saat Allah terus meyakinkan ketiganya soal janji yang disediakanNya, mereka akhirnya melompat juga ke dalam kehendak Tuhan. Dia melakukan pekerjaan besar melalui mereka, begitu juga dengan kita.

Saat kita membiarkan rasa takut muncul, pikiran kita akan kacau. Hati, keyakinan dan keberanian kita akan menurun. Ketakutan bukanlah pilihan selain daripada tetap berdiri di atas janji Tuhan dan berkata, “Kamu tak diterima di sini.”

Jadi, saat Tuhan memanggil kita, melompatlah dengan kedua kaki kita. Tapi jangan pernah melepaskan genggaman-Nya.

 

Hak cipta Sharon Jaynes, diterjemahkan dari Crosswalk.com.

Ikuti Kami