Efesus 5:1-2
"Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang
kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah
mengasihi kamu dan telah menyerahkan diriNya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah."
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 101; Lukas 22; Yehezkiel 7-8
Dalam dunia ini, kita bisa dengan
mudah menemukan peniru, sementara sangat sedikit dari kita yang merupakan
pemimpin sejati. Setiap kita pasti pengin menjadi 'seseorang' yang dianggap hebat. Nggak jarang buat mencapai hal tersebut, kita cenderung mencari role model atau orang-orang sukses di bidangnya yang bisa dijadikan panutan.
Misalnya, artis, atlet terkenal, penyanyi, atau pengusaha. Kita perlu tahu bahwa kalau nggak bisa menemukan contoh yang baik, maka kita harus siap untuk mengalami kegagalan dan kekecewaan. Atau mungkin, kita sendiri pernah mengalami kegagalan karena salah mengambil contoh?
Sebelum saya mencapai usia yang ke 30, kami sekeluarga mengalami
keterpurukan hanya karena salah satu orang yang kami jadikan panutan, role model dan sangat kami hormati mengkhianati kami semua. Pengkhianatannya ini sangat membuat saya terluka.
Namun, lewat kejadian ini saya menyadari bahwa saya telah menjadikan
orang tersebut sebagai tumpuan dalam kehidupan saya dan telah mengikuti jalan
yang dilalui oleh orang ini dalam waktu yang lama. Sehingga saat dirinya
terjatuh, saya pun ikut demikian. Ketika ia mengkhianati kami sekeluarga,
rasanya saya nggak punya tumpuan dan nggak tahu langkah mana yang harus diambil.
Ternyata benar adanya kalau karakter sesungguhnya dari seseorang muncul
saat tidak dilihat oleh banyak orang. Saya mendapati orang tersebut menjalani
dua kehidupan yang sangat berbeda. Saat mengetahui hal tersebut, saya sama sekali tidak ingin menjadikannya contoh dalam kehidupan saya lagi.
Tuhan itu sangat baik. Dalam keterpurukan tersebut, Tuhan justru
melangkah masuk dalam kehidupan saya dan menunjukkan karakterNya yang
sesungguhnya melalui firmanNya. Seiring berjalannya waktu, saya jadi lebih
mengenal Dia, dan menyadari kalau Dialah pribadi yang seharusnya menjadi role model, panutan dan contoh yang
sejati dalam kehidupan saya, sebab karakterNya sempurna. Kasihnya sempurna,
sehingga kita beroleh damai sejahtera, sukacita, dan belas kasihan saat bersama denganNya.
Alkitab telah banyak mengambil teladan dari karakter Kristus dan bagaimana Ia menjalani kehidupanNya.
Kristus selalu berusaha melakukan kehendak Tuhan, bukan kehendakNya sendiri (Lukas 22:42).
Yesus menyelesaikan pekerjaan yang diberikan Bapa-Nya (Yohanes 17:4).
Dia selalu meluangkan waktu untuk menyendiri dengan Tuhan dan berdoa (Matius 14:23).
Yesus menggunakan firman Tuhan sebagai otoritas dan senjata untuk melawan iblis (Matius 4:1-11).
Yesus mengasihi tanpa syarat (Markus 10:21).
Dia rela memberikan segala hal yang dimilikiNya (Yohanes 19:30).
Dia tidak pernah dendam, mengancam, atau mencari keadilanNya sendiri (1 petrus 2:23).
Yesus adalah pribadi yang rendah hati dengan taat dan menempatkan diriNya sebagai hamba (Filipi 2:5-8).
Dengan menjadikan Yesus sebagai contoh, Tuhan akan mengubahkan karakter
kita. Manusia adalah pribadi yang punya banyak kesalahan dan dosa. Sudah
seharusnya kita bisa mengarahkan pandangan kita pada Tuhan dan berusaha untuk menjadi seperti Dia yang telah menciptakan kita.
Bapa, bantu saya untuk bisa
menjadikan Yesus sebagai teladan saya. Tunjukkanlah dosa, dan jalan yang perlu
saya lalui dalam kehidupan ini. Bantu saya untuk bisa menjadikan Engkau sebagai
contoh dalam menjalani keseharian ini.
Hak cipta © 2013, Amy Meyer Allen, digunakan dengan izin.