Mengijinkan Tuhan Masuk Membersihkan Hati Kita Yang Berantakan
Kalangan Sendiri

Mengijinkan Tuhan Masuk Membersihkan Hati Kita Yang Berantakan

Puji Astuti Official Writer
      8318

Daniel 12:10

Banyak orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasik akan berlaku fasik; tidak seorangpun dari orang fasik itu akan memahaminya, tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya.

Bacaan Alkitab Setahun  Mazmur 99; Lukas 20; Yehezkiel 2-3

Beberapa waktu lalu, cucu perempuan saya yang berusia tiga tahun, Grace, mengalami gangguan yang besar. Tidak, dia tidak jatuh sakit, juga tidak mengalami patah tulang. Tidak ada saudara laki-lakinya yang mengambil mainannya, jangan sampai terjadi.

Kali ini, Grace tidak mengijinkan orang menuju kamar tidurnya. Dia duduk di lantai di lorong, dengan pintu tertutup di belakangnya, dia mengulurkan lengan kecilnya di pintu masuk dan menekan tangannya ke kusen pintu. Pengunjuk rasa termuda.

Setiap beberapa waktu sekali, ayahnya memberkati suatu keluarga dengan membayar pasangan suami dan istri untuk membersihkan rumah mereka secara profesional. Hari ini, Grace berkata, “Tidak,” dan wajahnya yang merengut tampak lucu dan bisa meluluhkan hati siapapun. Alasannya? Dia takut orang-orang asing ini akan menyentuh seprai dan selimutnya.

Siapa yang tidak butuh melakukan pembersihan secara menyeluruh sesekali?

Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu,Efesus 3:16

Rasul Paulus berdoa bagi orang percaya untuk dikuatkan dan agar mereka mengetahui tinggi, lebar, panjang, dan kedalaman kasih Allah, suatu proses pertumbuhan yang melibatkan keberanian mengundang Allah yang Kudus ke dalam bagian yang paling rentan dan berantakan dari diri kita. Ke tempat-tempat intim di mana kita mengatur  tempat tidur kita. Di mana, di kegelapan malam, kita bermimpi dan bergulat dengan akibat dari apa yang kita kerjakan hari itu. Di mana kita menangis hingga tertidur dan sesekali mengalami mimpi buruk. Tempat di mana beberapa orang menggunakan imajinasi mereka untuk melahirkan ambisi yang tidak suci yang akan menghambat kedewasaan mereka.

Yesus rindu untuk masuk dan melakukan pembersihan yang mendalam. Apakah ada "ruang" yang tidak bisa Dia masuki? Seperti bocah tiga tahun yang tidak tahu , seberapa sering kita memprotes sewaktu Tuhan akan melakukan pembersihan menyeluruh  yang akan memulihkan lingkungan yang murni untuk penyegaran dan meningkatkan keintiman dengan Tuhan?

Ketika saya meluangkan waktu untuk menelusuri hati saya, saya menemukan area rentan yang saya pikir telah saya kendalikan. Saya mengelolanya melalui kekhawatiran dan terlalu banyak berpikir. Tanpa disadari, atau mungkin secara sadar, saya melebarkan tanganku untuk menghalangi di pintu kamar di dalam hatiku dan menolah Kasih. Sama seperti Grace, yang berpikir sebagai anak kecil, saya salah menafsirkan niat Tuhan terhadap saya. Tetapi ketika keadaan tidak ada yang membaik, saya mengeluh, “Tuhan, mengapa Engkau membiarkan ini terjadi?”

Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,” Filipi 2: 14-15

Dalam segala hal. Itu perintah yang berat. Ketika saya mengeluh dan berdebat, saya tidak percaya atau menurut. Protes saya kemudian menyabotase proses pendewasaan saya.

Teman-teman, saya selesai dengan mengeluh dan berdebat. Saya menginginkan kamar yang bersih. Roh Kudus ada di sini untuk membantu saya untuk bersedia dan melakukan kesenangan Bapa. Mengetahui Yesus membuat diri-Nya merasa nyaman di dalam saya, saya dapat bersukacita dalam segala hal.

Bagaimana kisah Grace berakhir? Dia membawa enam boneka dengannya untuk jalan-jalan sementara pekerjaan sedang dilakukan di rumah, menghindarkan miliknya yang berharga dari tangan para petugas pembersih. Setelah kembali ke kamar tidurnya, dia dengan hati-hati melihat sekeliling untuk meyakinkan dirinya bahwa semuanya sudah siap, lalu dia tidur siang dengan tenang. Ya, tidur siang, di tempat tidur dan selimut yang dicintain yang dia perjuangkan dengan sia-sia untuk "lindungi." Dia sekarang mengerti ayahnya punya rencana untuk kebaikannya, bukan untuk yang buruk. Kamarnya bersih, dan semua baik-baik saja dengan jiwanya.

Ketika suatu musim dimana Tuhan selesai membersihkan dan memurnikan hati kita kita mungkin juga ingin  tidur siang.

Apakah ada area di hati kamu  yang telah kamu blokir? Yesus menginginkannya.

Apakah doa kamu lebih seperti keluhan? Ingat Siapa yang bekerja di dalammu.

... dalam segala hal.

Hak Cipta © Juli 2018 J. A. Marx, digunakan dengan izin.

Ikuti Kami