Teladan Iman dari Bartimeus ‘Meminta Tanpa Rasa Takut’
Kalangan Sendiri

Teladan Iman dari Bartimeus ‘Meminta Tanpa Rasa Takut’

Lori Official Writer
      9437

Markus 10: 47-48

Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!"


Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 112; 1 Petrus 4; Yehezkiel 28, 30:20-26

Bartimeus adalah karakter favoritku di Alkitab. Ada sesuatu tentang kegigihan, keberanian, dan tekadnya yang menginspirasiku. Dia buta, tapi dia bisa melihat lebih jelas daripada orang-orang sejamannya. Dia bahkan bisa melihat lebih jelas daripada aku. Seorang pengemis buta yang duduk di pinggiran jalan Yerusalem tahu apa yang diinginkannya dan dia tak bisa dihentikan sampai mendapatkannya.

Bagaimana kalau aku ada dalam posisinya menginginkan apa yang dia ingini? Bagaimana kalau, aku sendiri buta, bisa punya kegigihan, keberanian dan tekad seperti yang dia punya? Bagaimana kalau yang kuinginkan hanya untuk bisa melihat kembali?

Bahkan saat aku menulis artikel ini, aku dipenuhi dengan harapan-harapan yang gila, keajaiban yang liar. Bagaimana kalau, saat aku sedang duduk di jalanan, buta, aku tak membiarkan siapapun menghentikanku untuk memanggil Yesus? Bagaimana kalau aku tak peduli apa yang dipikirkan orang lain tapi malah berteriak dengan keras? Bagaimana kalau aku percaya kalau Yesus adalah pribadi yang seperti dikatakannya? Bagaimana kalau aku membuang semuanya, ya semuanya, yang menghalangiku dan berlari di tengah kebutaanku kepada Yesus? Bagaimana kalau aku bisa mengucapkan empat kata sederhana itu, “Aku mau melihat kembali?”

Bartimeus sama sekali tak memberikan dua pilihan soal apa yang orang lain pikirkan. Dia tak peduli sama sekali tentang kritik, teguran dan cercaan. Jadi, dia bebas untuk menemui Yesus.

Pertemuan Yesus dengan Bartimeus adalah jalan pemulihan dan pemuridan terakhir sebelum Yesus ditangkap dan disalibkan di Yerusalem. Yesus dan murid-muridNya bepergian bersama banyak orang di jalanan di Yerikho menuju Yerusalem.

Di jalan menuju kematian itu duduk Bartimeus, seorang pengemis buta yang masih punya harapan. Dia adalah sosok yang tercatat yang meminta kesembuhan dari Yesus. Dialah pengikut terakhir Yesus sebelum Dia disalibkan.

Kadang orang terakhirlah yang kerap melakukan hal yang benar.

Segera setelah Bartimeus mendengar bahwa Yesus ada di antara orang banyak yang berjalan di dekatNya, dia berteriak. Dia berharap, dia mencapai, dia berani memanggil sosok Anak Daud yang bisa memberinya: Anugerah. Dia meminta sesuatu yang tak pantas, tapi dia benar-benar tahu apa yang dia butuhkan. Katanya, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” (Markus 10: 47).

Menyaksikan tindakannya, semua orang menegurnya. Mereka tahu dia tak pantas meminta hal itu kepada Yesus. Karena dia hanyalah seorang pengemis buta yang duduk di pinggiran jalan. Mereka menyuruhnya diam, jadi sosok yang terasing dan menjauh.

Bartimeus, yang hidup dalam kegelapan itu, percaya kepada Yesus dan siapa Yesus. Dia sama sekali tak peduli dengan apa kata orang dan apa yang dipikirkan orang tentangnya. Bagi Bartimeus sendiri, Yesus bukan hanya seorang rabi pengembara. Dia bukan hanya seorang tabib atau guru. Dia adalah orang yang dijanjikan untuk membuka mata orang buta dan membebaskan mereka yang duduk dalam kegelapan (Yesaya 42: 6-7). Dia adalah pribadi yang dijanjikan Allah bagi umat-Nya. Dan Bartimeus berani mempercayaiNya.

Tak ada istilah di kamus Bartimeus, ‘kalau kamu mau’ atau ‘kalau kamu mampu’. Dia adalah sosok yang gigih. Dia tak menahan diri terhadap apapun. Dia mempertaruhkan segalanya di atas keyakinannya bahwa Yesus dari Nazaret itu adalah Anak Daud yang akan memenuhi semua janji Allah dan dia akan mendapatkannya. Itulah iman yang berani.

Apakah kamu seperti Bartimeus? Atau apakah kamu pernah takut memanggil Yesus. Saat kamu berada dalam kegelapan dan kebutaanmu, diteror oleh rasa takut bahwa Allah sudah datang dan kamu mengenali-Nya? Jadi, beranilah, bertekadlah. Karena Dia sendirilah yang memanggilmu. Dia memanggilmu dengan cara yang bisa kamu dengar. Dan kamu bisa melakukannya seperti yang dilakukan Bartimeus, kamu bisa melompat dan berlari kepada Yesus.

 

Hak cipta Mario Schalesky, diterjemahkan dari Cbn.com

Ikuti Kami