Penyelamatan Terhadap Pelaku Kejahatan
Kalangan Sendiri

Penyelamatan Terhadap Pelaku Kejahatan

Puji Astuti Official Writer
      2279

Yohanes 18:10

Lalu Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, menetakkannya kepada hamba Imam Besar dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus.

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 83; Roma 11; Ulangan 13-14

Bayangkan kamu sedang menghadapi hal terburuk dalam hidupmu, tahu pasti apa yang akan terjadi dan tahu betapa sulitnya hal itu. Sekarang bayangkan, ketika sedang menghadapi pergumulan itu, kamu harus tetap membantu teman dan rekan kerjamu tanpa kenal lelah. Itu mungkin sesuatu yang sulit, namun itu pernah terjadi dan tercatat dengan baik.

Hal itu terjadi di Taman Getsemani, saat Yesus dikhianati dengan sebuah ciuman dan dibawa menuju pengadilan sambil diejek dan disiksa. Dalam perjuangannya untuk melindungi Mesias sebaik mungkin, Petrus menarik pedangnya dan memotong telinga salah satu prajurit. Kemudian Yesus membuat sebuah tindakan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Dia menyentuh prajurit itu dan menyembuhkan telinganya.

Ketika Yesus menyembuhkan prajurit itu, Dia mengubah kehidupan dua orang pria selamanya. Tentu saja, menjadi orang yang penuh belas kasihan, Yesus tentu melihat penderitaan prajurit itu dan rasa sakit akibat luka seperti itu. Sekalipun si prajurit adalah “orang jahat”, kasih dan belas kasihan Yesus menjangkau orang tanpa memandang latar belakangnya, Yesus melihatnya sebagai pribadi yang terluka dan membutuhkan kesembuhan.

Ketika saya kecil, saya tidak bisa mengerti mengapa Yesus mau menolong orang yang niatnya ingin menyakiti Dia.  Saya tahu saya tidak bisa menjadi penuh kasih dan pengampun seperti Yesus dan pastinya saya tidak ingin mencobanya. Sebagai orang dewasa, saya bersyukur atas anugerah dan belas kasihan Yesus kepada saya sebagai orang jahat.

Masa depan pria lain juga berubah malam itu. Yesus dengan berani menyelamatkan Petrus malam itu. Petrus berdiri disana, dengan tangan penuh darah, merasa sangat frustrasi karena dia meleset dari targetnya, yaitu kepala prajurit itu. Namun, harga dirinya ditenangkan oleh fakta bahwa dirinya menunjukkan pernyataan yang kuat tentang dukungannya terhadap Tuhannya. Dia rela bertarung untuk melindungi Yesus.

Di waktu antara saat Petrus mengayunkan pedangnya dan Yesus menyembuhkan telinga prajurit itu, Petrus menyadari konsekuensi atas tindakannya. Dia mungkin menyadari apa dampak yang Yesus lakukan atas hidupnya saat itu. Ketika Yesus menyembuhkan prajurit itu, bukti percobaan pembunuhan terhadap seorang petugas hukum hilang. Tidak akan ada tuntutan yang bisa dilontarkan kepada Petrus. Dia diselamatkan sebelum tuduhan bisa muncul.

Sama seperti Petrus malam itu, saya juga melakukan kejahatan yang tak terampuni, namun Yesus menyelamatkan saya. Setelah saya melihat dampak perbuatan saya baru saya menyadari kerusakan yang saya akibatkan dan bagaimana Yesus menghapus bukti kejahatan saya. Catatan saya sudah dibersihkan.

Dalam Ratapan 3:21-23 Alkitab berkata,

“Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!

Saya mendengarkan suara Yesus di dalam kepala dan hati saya, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Disini saya berdiri, tidak layak, bersalah, namun tetap dikasihi sepenuhnya. Dia merangkul dengan penuh kasihan dan karunia untuk menyembuhkan dan melepaskan saya. Tindakan kasih dan belas kasihannya secara efektif memulihakan dan memperbaharui saya.

Ketika saya dipanggil untuk maju ke kursi pengadilan, maka tidak akan ada bukti yang bisa menyatakan saya bersalah… “Seperti saya tidak pernah berdosa.” Dia menyatakan saya “TIDAK BERSALAH.”

Hak cipta ? Gail Casteen, digunakan dengan ijin.

Ikuti Kami