Yakobus 1:19
Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah
hal ini; setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata dan juga lambat untuk marah.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 59; Markus 3; Bilangan 1-2
Beberapa waktu lalu, sambil
menunggu bus di sebuah halte bus bersama cucu perempuan saya, saya belajar sesuatu yang menarik dan berharga mengenai mengikuti kehendak Tuhan.
Saya sudah banyak mendengar
para pendeta dan juga orang Kristen lainnya yang selalu berbicara mengenai
kehendak Tuhan dan gimana kita harus mengikuti Tuhan. Mereka juga berbagi
tentang gimana Tuhan memiliki tujuan dan rencana dalam hidup kita. Tapi, saya sendiri nggak yakin bahwa saat ini saya mengikuti rencana yang benar.
Saya menyaksikan hidup orang-orang Kristen lainnya yang mencapai hal besar untuk kerajaanNya, dan meskipun saya berdoa agar kehendak Tuhan terjadi dalam hidup saya, saya sulit melihat gimana Tuhan menggunakan saya untuk kerajaanNya.
"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikian firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan penuh harapan" (Yeremia 29:11).
Entah gimana caranya, agar kehendak Tuhan digenapi, saya membayangkan hal-hal besar dan penting akan terjadi. Tapi saya merasa bahwa ini bukan untuk hidup saya. Saya bekerja, dan membayar banyak tagihan, kadang kadang saya menulis artikel tentang apa yang Tuhan lakukan dalam hidup saya. Tapi keinginan saya adalah untuk melayani, mengikuti dan memberikan Dia kemuliaan dan kehormatan melalui apa yang saya kerjakan.
Pagi hari berikutnya, dalam rutinitas saya yang biasa, saya menemukan sebuah kebenaran yang sering saya lewatkan. Tuhan membimbing hari saya dan saya berada di pusat kehendakNya. Itu memang bukan peristiwa yang sangat penting, tapi setidaknya saya tahu dan membayangkan bahwa diri saya sedang melayani Tuhan.
Misalnya, dengan menemani cucu saya menunggu bus sekolah. Dimana ibunya meninggalkan rumah untuk bekerja lebih awal dari saya,dan ini adalah tanggung jawab saya untuk memastikan cucu-cucu saya naik bus.
Hari ini, anak tertua saya sangat senang. Ayahnya sedang merayakan ulang tahun. Dia, saudara perempuannya, anak-anak dan saudara lainnya telah membelikan hadiah untuk sang ayah. Dia hanya tersenyum lebar untuk mendiskripsikan kado, kue dan semua keseruan malam itu. Seorang anaknya, sudah tahu apa yang akan terjadi. Semua orang pasti akan sibuk dan sekolah biasanya nggak akan menjadi tempat berbagi informasi semacam ini. Anak ini membutuhkan seseorang untuk mendengarkannya dan mengajukan pertanyaan kepadanya agar dia bisa menggambarkan pemberiannya dan berbagi kegembiraannya.
Tuhan membutuhkan seseorang
di sana untuk mendengarkan anak laki-laki kecil ini, dan sayalah yang pertama. Saya merasa benar-benar berada tepat di dalam kehendak Tuhan.
"Barang siapa melakukan kehendak Allah,
dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku" (Markus 3:35).
Mendengarkan sering sekali sulit untuk saya lakukan. Tuhan memberikan kita dua telinga dan hanya satu mulut sehingga kita akan mendengarkan lebih banyak daripada bicara. Biasanya saya selalu melakukannya secara terbalik, yaitu lebih banyak bicara daripada mendengarkan. Tapi malam itu, saya harus bersedia mendengarkan lebih banyak.
"Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini; setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata dan juga lambat untuk marah" (Yakobus 1:19).
Setelah bis tiba dan saya mulai bekerja, saya memikirkan semua orang yang telah mendengarkan saya. Mulai dari saya kecil, hingga sekarang, baik itu dalam kelompok belajar Alkitab saya bahkan teman-teman pribadi dan rekan kerja saya, semuanya telah mendengarkan saya. Mereka membiarkan saya berbagi kegembiraan dan penderitaan saya. Saya sangat bersyukur bahwa Tuhan selalu mendengarkan saya dan bahkan mengetahui pikiran saya.
"Keinginan orang-orang yang tertindas
telah Kaudengarkan, ya Tuhan; Engkau menguatkan hati mereka; Engkau memasang telingaMu" (Mazmur 10:17).
"Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu" (Yeremia 29:12).
Saya pernah mendengar orang berkata:" Berhenti dan ciumlah mawar" atau "Berhenti dan dengarkan!"
Semoga Tuhan membantu kita
mendengarkan lebih banyak daripada berbicara. Semoga Dia membuat kita tetap
berada di pusat kehendakNya dan membantu kita untuk mendorong orang lain. Saya
perlu menjadi pendengar untuk bisa memberkati orang lain. Ini adalah hal yang
kecil tetapi percayalah jika kamu yang didengarkan itu adalah hal yang besar!