Roma 5: 8
Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
Bacaan Alkitab Setahun:
Waktu
kecil, aku suka sekali Paskah. Alasan apa coba aku tak menyukainya? Adikku dan
aku selalu mendapat ‘pakaian Paskah’ baru, termasuk gaun berenda, kaus kaki,
celaan jeans kulit berkilau, topi dan juga sarung tangan putih. Tentu saja aku
belum berusia 80 tahun waktu itu, tapi itulah yang ibuku lakukan di momen Paskah.
Kami juga akan mewarnai telur, kami sudah seperti artis jenius.
Sementara
di malam sebelum Paskah, kami akan menghiasi keranjang kami dengan kupu-kupu
yang indah dan kelinci raksasa sebagai persembahan syukur …dan pastinya, kami percaya!
Sampai di
subuh hari, kami akan mengagumi karya indah kami dan mulai memakan beberapa
potong permen sebelum sarapan. Gereja jadi tempat yang sangat menyenangkan
karena kami bisa memamerkan pakaian baru kami dan mencari tahu apakah Big Bunny akan menyukai anak-anak.
Kami juga
akan pergi berburu telur Paskah ke rumah nenek. Bibi, paman, sepupu dan
kakek-nenek akan duduk di meja yang penuh dengan makanan yang enak. Kami akan
menyimpan semua hasil yang kami dapat di hari Paskah, baik itu marshmallow, cokelat kelinci, kacang jeli, dan telur matang.
Tapi apakah
ada Yesus dari perayaan seperti ini? Adakah di keluarga kami terdengar sebutan tentang Yesus?
Aku tidak
bermaksud membenci tradisi kebersamaan keluarga dan menciptakan kenangan manis Paskah
seperti ini. Tapi mungkin ada cara yang lebih baik. Sekarang, aku sadar kalau
perayaan Paskah di masa kecil itu adalah Paskah yang hanya berfokus pada diriku
sendiri. Semuanya berbicara soal aku: penampilanku, barang-barangku, hari-hariku yang menyenangkan.
Jujur, semuanya
bicara tentang ‘aku’. Itulah yang mungkin akan dikatakan Yesus. Aku hidup di
tengah dunia yang penuh tantangan, kekerasan dan penuh penderitaan. Aku mati dengan
cara yang brutal, di tangan oran-orang yang penuh kebencian akan Aku. Aku sudah mengalahkan kematian dan hidup untuk diriku sendiri.
“Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita,
oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” (Roma 5: 8)
Bagi mereka
yang senang melakukan tradisi keluarga yang menyenangkan seperti yang keluargaku
lakukan, mungkin ada dua perayaan Paskah. Mungkin Jumat Agung atau juga di
malam Sabtunya. Kita bisa mengambil waktu sejenak untuk mengingat lebih mendalam
Tuhan kita jauh lebih banyak dari sekeranjang permen warna-warni. Kita bisa terhubung
dengan Yesus lewat mengingat pengalaman-pengalaman kita, mungkin di masa-masa
sulit, sakit atau pengorbanan orang lain untuk kita. Ambillah waktu untuk berdiam diri, tenggelam dalam kasih abadi Tuhan yang dinyatakanNya di Paskah pertama.
Atau bagi
keluarga-keluarga, kalian bisa mengajari anak-anak untuk menggambar atau memakai
metode artistik lain untuk membuat hadiah yang bisa mengekspresikan ucapan syukur kita.
Allah kita yang
luar biasa tidak akan membuang waktu yang menyenangkan atau menghapuskan tradisi-tradisi
keluarga kita dan menggantinya dengan ritual keagamaan yang kaku dan wajib. Aku
senang melihat kita semua bahagia, saling memeluk dan menikmati cemilan. Tapi
aku percaya Dia akan lebih senang lagi kalau kita bisa mengambil waktu untuk membiarkan roh kita mengalami hadirat-Nya. Bukan demi Dia karena Paskah adalah tentang kita.
Hak cipta @Diane Markins, diterjemahkan dari Cbn.com.