2 Timotius 1:5
Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 65; Markus 9; Bilangan 13-14
Secara kasat mata setiap kita akan bisa menilai kepribadian, tingkah laku bahkan keberhasilan masing-masing orang dari keluarga tempat di mana ia dibesarkan. Seseorang yang berhasil secara ekonomi, biasanya dilatarbelakangi oleh orang tua yang cukup mapan juga secara finansial. Begitu juga dengan pendidikan, seorang anak yang menempuh pendidikan tinggi umumnya dibarengi dengan latar belakang keluarga berpendidikan yang tinggi juga.
Tanpa perlu dijelaskan, orang tua adalah guru pertama bagi setiap anaknya. Tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua tidak bisa dipelajari dimanapun. Sekolah kehidupan dari orang tua hanya bisa didapat dari pengenalan akan firman Tuhan yang benar.
Orang tua seringkali berpatokan pada pola asuh yang diajarkan orang tuanya dahulu saat mendidik anak-anaknya dikemudian hari. Sehingga seringkali kesalahan yang dilakukan orang tua, diteruskan begitu saja. Sehingga tanpa sadar luka hati dari orang tua, diteruskan pada anak.
Firman Tuhan hari ini mengajarkan pada kita untuk melihat teladan iman yang diberikan oleh Lois, yang kemudian diturunkan pada Eunike, hingga melahirkan Timotius yang memiliki pengenalan yang baik akan firman Tuhan. Iman perkasa yang dimiliki Timotius membuatnya menjadi Hamba Tuhan yang mampu mengaplikasikan kasih Kristus dalam hidupnya. Bukan itu saja, Alkitab mengatakan bahwa Timotius merupakan anak rohani yang disayangi oleh Paulus.
Belajarlah untuk bisa menjadi orang tua yang bisa menjadi teladan, hingga mewariskan iman yang teguh bagi setiap keturunan kita.
“Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya, tetapi kekayaan orang berdosa disimpan bagi orang benar.” (Amsal 13:22)