Matius 15:28
Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 74; Roma 2; Bilangan 31-32
Setiap kita tentunya pernah mendengar peribahasa yang mengatakan kasih ibu sepanjang jalan, namun kasih anak sepanjang galah. Hal ini menggambarkan kasih sayang seorang ibu yang tanpa batasan bagi setiap anaknya, dan sebaliknya kasih anak terhadap orang tua seringkali memiliki batas.
Hari ini kita belajar dari kisah tentang seorang wanita Kanaan yang dianggap sebagai kafir bagi bangsa Israel, yang datang pada Yesus. Kegigihannya untuk mendapat kesembuhan bagi anaknya yang sakit menggambarkan dengan jelas makna dari peribahasa di atas.
Status rendah perempuan Kanaan sebagai orang asing di Israel tidak menyurutkan niatnya untuk menemui Tuhan Yesus.
Bahkan respon awal dari Tuhan Yesus sama sekali tidak mengenakkan. Di tambah dengan reaksi ketidaksukaan para murid atas tingkah laku wanita tersebut yang terus-terusan mengikuti Yesus sambil berteriak-teriak. Seolah tidak menyurutkan imannya untuk percaya pada kuasa Allah. Ia tahu persis bahwa Yesus mampu melakukan mukjizat atas kehidupan anaknya.
Saat ia menyembah Yesus, sebenarnya ia tidak hanya meminta pertolongan bagi anaknya tetapi juga bagi dirinya sendiri. “Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: “Tuhan, tolonglah aku.”” (Matius 15:25)
Penundukan diri dan caranya menyembah, mampu menggerakkan Tuhan untuk melakukan mukjizat atas anaknya. Imannya bukanlah iman yang sembarangan! Namun imannya adalah iman yang didasari akan pengenalan yang benar tentang Tuhan Yesus.
Iman seperti inilah yang dituntut Allah atas setiap kita yang mengaku percaya. Iman yang mampu mengubah keadaan dan menimbulkan belas kasih dari Allah sendiri.