Pengkhotbah 7: 13-14
Perhatikanlah pekerjaan Allah! Siapakah dapat meluruskan apa yang telah dibengkokkan-Nya? Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang ini pun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya.
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 32; Kisah Para Rasul 4; Keluaran 13-14
Kita mungkin sering mendengar peribahasa “Mujur tak dapat diraih malang tak dapat di tolak.”
Mujur dan kemalangan sering kali datang dan pergi begitu saja. Saya besyukur kita membahas ayat ini, karena kita menjadi tahu bagaimana seharusnya sikap kita ketika hari mujur dan hari malang itu datang.
Saudara, kita sepakat bahwa hari mujur dan hari malang, dua-duanya diciptakan oleh Tuhan. Maka dari itu, Tuhan menasihatkan kita untuk agar bergembira ketika hari mujur datang.
Kita diperbolehkan untuk menikmati hari mujur dengan bersukacita. Jangan sebaliknya! Jangan sampai ketika hari mujur datang, kita mengeluh dan merasa kurang puas. Kemudian ketika hari malang datang, kita justru lebih mengeluh lagi.
Maka dari itu, jika hari ini adalah hari mujur, marilah kita nikmati dengan bersukacita. Tetapi kita harus ingat untuk mengontrol diri kita, jangan sampai kita terlena karena terlalu menikmati hari mujur, sampai akhirnya kita melakukan hal-hal yang tidak disukai Tuhan.
Selain hari mujur, Tuhan juga memberikan hari malang untuk kita nikmati. Ketika kita menghadapi hari malang, janganlah kita menggerutu kepada Tuhan, apa lagi menghujat Tuhan.
Tuhan ingin kita merenungkan bahwa hari malang ini ada karena Tuhan yang memberikan dan Ia ingin kita menyadari bahwa kita tidak bisa hidup tanpa Tuhan.
Manusia sama sekali tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan kita, untuk itulah kita harus terus bersama dengan Tuhan, membangun hubungan yang baik, dan bersandar kepada-Nya, sehingga kita mampu melewati hari-hari malang lewat penyertaan Tuhan.