Filipi 4: 13
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan
kepadaku.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu134[/kitab]; [kitab]IIKor7[/kitab]; [kitab]ITawa3-4[/kitab]
Aku duduk
di tepi tempat tidurku dengan tissue yang sudah kusut dan bertanya pada diri
sendiri, “Kenapa aku?” Aku mulai mengajukan pertanyaan belakangan hari ini setiap menjelang malam tanpa merasa ngantuk.
Di usiaku yang
ke-31 ini, penglihatanku lama kelamaan menurun. Kondisi ini menghancurkan
hatiku dan membuatku sedih karena berpikir kalau aku nggak lagi bisa jadi
seorang ibu yang produktif bagi anak-anakku yang masih berusia tiga, lima dan tujuh tahun.
Suatu kali ketika
aku begitu sedih, seorang teman dekat menelponku. “Aku hanya memastikan kondisimu baik. Apa kabar? “ tanyanya. Jawabku, “Aku baik-baik saja kog.”
Lalu dia
mulai mengatakan sesuatu yang begitu mengena di hatiku. Sesuatu yang tiba-tiba
membuka mata hatiku dan mengubah segalanya. “Kamu memikirkannya. Anak-anakmu
adalah anak-anak Allah. Dia adalah Bapa mereka dan Dia bertanggung jawab atas semua hal, mulai yang terkecil sampai yang terbesar,” ucapnya.
Aku menyeka
air mataku, menghela napas dalam-dalam, dan membiarkan kebenaran itu meresap ke
dalam hatiku. Ucapan itu tiba-tiba mendorongku menyingkirkan semua pemikiran ‘jelek’ atas diriku dan menumbuhkan semangat baru untuk terus merawat anak-anakku.
Saat ini,
dengan penglihatan yang lebih baik dan cinta yang begitu manis aku menjalankan
peranku sebagai ibu buat anak-anakku. Aku mulai menyusun semua daftar tentang kriteria seorang ibu yang baik yaitu:
- Seorang
ibu yang menyadari kesalahannya dan mau dikoreksi oleh tangan TUHAN yang penuh kasih.
- Seorang
ibu yang segera beranjak tidur di malam hari meskipun masih meninggalkan piring kotor di westafel, membacakan cerita penghantar tidur bagi anak-anaknya.
- Seorang ibu yang tahu bahwa kesempurnaan itu akan terjadi di surga.
- Seorang ibu yang menyadari kelemahan anak-anaknya dan tetap tersenyum karena kekuatannya.
- Seorang ibu yang menempatkan rasa bersalah di tong sampah kehidupan.
- Seorang
ibu yang meninggalkan jejak-jejak jemarinya di pintu kaca sebagai jejak cinta di hati masing-masing anaknya.
- Seorang
ibu yang terlihat di cermin dan tersenyum karena dia sedang mencetak salah satu pemimpin masa depan.
- Seorang
ibu yang mengambil sepatu dari lantai, bersyukur sebab anak-anaknya bisa berjalan.
- Seorang
ibu yang mendengarkan obrolan tanpa henti, bersyukur sebab anak-anaknya bisa berbicara.
- Seorang ibu yang menandatangani kemitraan dengan Tuhan.
- Seorang ibu yang mengaduk gula di cangkir kopi hatinya.
Sementara dia melepaskan semua kelelahannya di tempat tidur di malam hari, kebenaran terpancar. Kebesaran sesungguhnya terpancar di mata Bapa, kesedihannya ada di dalam hati-Nya dan kemenangan-Nya ada dalam rencana-Nya.
Sebab di tangan Tuhan segala sesuatunya akan lebih mudah