Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 27; Lukas 3; Ayub 34-35
Berkata ya bagi setiap kehendak Tuhan kadang bisa jadi hal yang mudah sekali atau sulit sekali. Jika Tuhan menjanjikan profit besar, atau menjanjikan kehadiran pasangan yang lama ditunggu misalnya, gampang saja untuk berkata, "Dengan senang hati Tuhan". Tapi bagaimana jika kehendak Tuhan itu janggal di telinga?
Maria pernah didatangi oleh malaikat Gabriel yang berkata bahwa ia akan mengandung dan itu akan terjadi sebelum ia menikah. Jika saya adalah Maria, saya akan sibuk memikirkan bagaimana reputasi, nama baik saya atau apa kata orang nanti? Belum-belum saya sudah lelah karena sibuk berpikir.
Sewaktu banyak orang berpikir bagaimana nanti jika hal "buruk" itu benar-benar terjadi, Maria sepertinya tidak terlalu memusingkan reputasi atau risiko apapun. Ia bahkan menerima itu sebagai suatu hal yang istimewa untuk mengandung Putra Allah.
Dengan demikian Tuhanlah yang memikirkan dan mengangkat reputasinya. Ia kita kenal sekarang sebagai wanita yang berserah penuh kepada Tuhan, beriman, yang teladannya kita ingat.
Seorang pembicara pernah mengatakan Maria waktu itu mungkin baru berusia sekitar 13 tahun, dan secara ekonomi, ia tidak memiliki apapun. Tapi karena Maria memiliki Tuhan, ia dengan segala kondisinya "yang kurang", bisa yakin untuk berkata ya bagi kehendak Tuhan.
Berserah diri dikatakan Alkitab sebagai "ibadah yang sejati" (Roma 12:1). Berkata ya pada-Nya bukan tindakan emosional yang konyol, tapi suatu tindakan yang masuk akal dan cerdas yang bisa kita lakukan.
Saat-saat paling bijaksana dalam hidup Anda adalah ketika Anda berkata ya pada setiap kehendak Allah.