Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 30; Filipi 2; Ayub 40-41
Albert Schweitzer lahir pada tahun 1875 di Alsace Hulu. Sewaktu kecil ia sering sakit-sakitan dan lamban dalam baca-tulis. Ketika berusia 8 tahun, ia mampu bermain organ dengan baik. Setelah dewasa, kecerdasannya makin menonjol sehingga mampu meraih tiga gelar Ph.D. dalam bidang filsafat, teologi dan musik. Pada usia 30 tahun kariernya terus menanjak, pernah ikut konser musik dan menjadi penulis buku.
Suatu hari ia membaca artikel tentang Kongo yang berbunyi, "Sementara kita sibuk berkhotbah, mereka sakit dan mati di depan kita tanpa kita berbuat apa-apa". Schweitzer tersentak dan tergerak untuk berbuat sesuatu. Sekalipun sudah memiliki 3 gelar doktor, ia memutuskan untuk kuliah lagi di fakultas kedokteran. Setelah selesai, ia akan pergi ke Kongo, tetapi teman-temannya menghalanginya. Mereka menyarankan agar ia menyumbang uang saja sehingga tidak perlu meninggalkan kariernya yang cemerlang. Namun Schweitzer dan istrinya tetap memutuskan untuk pergi ke Kongo pada tahun 1913. Di sana mereka melayani orang sakit dan menderita selama 50 tahun. Ia rela meninggalkan segala sesuatu di belakangnya.
Apa yang sudah kita lakukan untuk orang-orang yang menderita di sekitar kita? Jangan-jangan kita terlalu sibuk dengan rutinitas pelayanan gereja dan mengabaikan mereka!
Setiap orang punya tugas untuk mengalirkan kasih pada orang lain seumur hidupnya.