Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 18; Ibrani 12; Ayub 13-14
Nicholas Kristof, kolumnis surat kabar New York Times, pernah menulis tentang seekor kambing yang mengubah hidup seorang anak bernama Beatrice Biira. Boleh dibilang, Beatrice lulus dengan gelar sarjana dari Connecticut College berkat sang kambing bernama Luck.
Pendek kata, Beatrice berasal dari Uganda, salah satu negara miskin di Afrika. Keluarganya tak mampu membiayainya sekolah. Ribuan kilometer dari desanya, anggota jemaat Niantic Community Church di Connecticut, AS, menyumbangkan uang untuk dibelikan hewan ternak bagi keluarga miskin di Afrika melalui lembaga Heifer International. Salah satu hewan ternaknya, Luck, diberikan kepada keluarga Beatrice.
Kambing yang harganya sekitar satu juta rupiah itu menjadi sumber mata pencaharian bagi keluarganya, dan suatu mukjizat bagi Beatrice. Ia jadi bisa bersekolah dan bisa menjadi pelajar terbaik di salah satu sekolah terkemuka di Uganda. Ia mendapatkan beasiswa untuk belajar ke AS, dan berhasil lulus. Semuanya karena seekor kambing.
Kemiskinan memang global dan cengkeramannya mengerikan. Tetapi ini tak berarti tidak ada yang dapat kita lakukan untuk mencegah penyebarannya dan mematikannya langsung ke akarnya. Bukan hal mudah, itu benar, namun apapun yang Anda lakukan untuk memberantasnya, percayalah bahwa itu tidak sia-sia.
Lain kali Anda tergerak untuk membantu rakyat miskin tetapi takut apa yang Anda berikan tidak mencukupi, ingatlah kembali kisah Beatrice.
Sesuatu yang tidak ada nilainya bagi Anda, mungkin berarti segalanya bagi orang lain.