Bacaan Alkitab setahun : Mazmur 4; Wahyu 10; Ezra 9-10
Ada pepatah mengatakan seseorang sulit melangkah cepat jika membawa cangkir penuh dengan air. Ini mengandung arti bahwa kelimpahan tidak lantas berarti bebas dari masalah hidup, ini punya tantangannya tersendiri. Menurut Charles Swindoll, ada dua ujian yang mengganggu keseimbangan kita dalam kehidupan. Pada satu sisi terdapat kekurangan, pada sisi lain ada kemakmuran. Sesungguhnya ujian yang kedua ini lebih berat. Dalam pandangan penulis dan sejarawan Skotlandia, Thomas Carlyle, perbandingan orang yang mampu menghadapi ujian kemakmuran vs kesusahan adalah 1:100. Sedikit sekali orang bisa melangkah di jalan kemakmuran sambil tetap bisa menjaga keseimbangan dirinya di bidang moral, spiritual dan finansial.
Syukurlah Alkitab memberi pada kita teladan dari mereka yang mampu menangani kemakmuran dengan tetap seimbang. Daud adalah salah satu contoh klasik. Anda baca Mazmur 78. Daud diangkat Allah dari seorang gembala menjadi raja bagi bangsa Israel, namun di tengah keberhasilannya, ia memelihara seluruh bangsa ‘dengan tulus ikhlas' (ayat 72). Menurut Carlyle dialah salah satu contoh satu di antara seratus itu. Tapi inilah yang penting. Mengapa ia bisa? Karena Daud memiliki integritas.
Supaya bisa tetap menjaga keseimbangan dalam kemakmuran diperlukan integritas. Misalnya bila kita berjanji, kita akan menepatinya. Bila tagihan datang, kita akan membayarnya. Bila ada godaan kompromi, kita toh tetap menolaknya.
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda adalah satu dari yang 100 itu? Mintalah pada Allah kemampuan untuk peka, mintalah integritas untuk bisa seimbang.
Anda memerlukan integritas untuk mencapai keseimbangan dalam kemakmuran.