Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 19; Kisah 2; Ayub 15-17
Kisah tentang Emaus adalah cerita tentang dua orang yang berjalan menuju Emaus. Emaus adalah sebuah desa kecil sekitar 19 mil jaraknya di luar Yerusalem. Apa yang dilakukan kedua orang ini untuk lari dari Yerusalem?
Kedua orang ini tentunya adalah juga bagian dari pengikut Yesus, yang mungkin telah melihat mukjizat-Nya, mendengar dan percaya pada pengajaran-Nya. Hanya kini, Yesus telah mati. Guru yang mereka harapkan untuk membawa kelepasan dari segala masalah mereka, telah tiada. Bahkan mati dengan cara yang tragis.
Disalibkan seperti penjahat kelas kakap. Dan kini bukan hanya soal Sang Guru yang telah tiada, tetapi keselamatan mereka juga mungkin terancam kalau pemerintah turut menangkapi mereka dan menuduh mereka pemberontak.
Jadi? Itulah keadaan mereka. Bingung tanpa tujuan. Emaus hanyalah tujuan sementara mereka, karena mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan dan ke mana lagi mereka harus berjalan. Semua mimpi tentang Yerusalem hancur, dan mereka meninggalkannya. Rasanya sendiri, tanpa Tuhan. Bahkan ketika Yesus berjalan dan bercakap-cakap bersama mereka, mereka juga tidak menyadari kalau itu Tuhan.
Bukankah itu juga keadaan yang seringkali kita hadapi? Ada momen-momen di mana kita merasa sendiri. Tuhan serasa tidak ada atau jauh. Mungkin suatu pukulan yang berat menghantam semua rencana kita dan dalam sekejap kita tiba-tiba menjadi kehilangan arah dan tujuan hidup.
Bukalah hati kita. Seperti kedua orang Emaus itu, mereka berjalan bersama Yesus tetapi tidak menyadari bahwa Yesus beserta mereka. Ketahuilah walau bagaimanapun kita merasa sendiri, Yesus berjalan bersama kita.
Bukalah mata hati kami ya Tuhan, agar kami dapat melihat bahwa kami tidak sendiri dalam perjalanan kehidupan ini.