Amsal 28: 13
Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa
mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu148[/kitab]; [kitab]Yohan8[/kitab]; [kitab]IISam23-24[/kitab]
Penyangkalan
bisa dibilang adalah sesuatu yang sepertinya tanpa sadar aku lakukan. Supaya
lebih jelasnya, aku akan menceritakannya. Jadi, belakangan minggu ini, sakit
asmaku mulai kambuh lagi. Penyakit ini memang sudah muncul sejak aku kecil. Aku
selalu bilang ke diri sendiri kalau aku sudah besar dan tak perlu lagi minum
obat. Mungkin hal itu benar. Karena toh Tuhan benar-benar menyembuhkanku sehingga gejala dan serangannya sudah jarang terjadi.
Tapi persoalan
lain muncul, asmaku justru kembali kambuh saat aku mengalami infeksi. Hanya
karena desakan dari putriku, aku pun terpaksa pergi ke dokter untuk kedua kalinya dalam sebulan.
Dokter memeriksa
kondisi pernapasanku dan dia segera memberiku perawatan pernapasan sekaligus memberikan
saran katanya, “Kamu kuat, tapi tidak sekuat itu dan tidak ada sungai di Mesir yang
disebut De Nile.” Dia menyampaikan bahwa selama ini aku hanya mengobati gejala dan bukan penyakitnya. Dan aku baru sadar ternyata aku sudah menyangkali kondisiku!
Tuhan
kemudian berbicara di hatiku dan mengatakan kepadaku bahwa soda itu mirip
dengan kondisku. Aku bisa menyangkal semua yang aku perlukan, mengobati gejala
penyakitku saja tanpa pernah berpikir untuk mengatasinya sampai ke akar-akarnya. Aku perlu mengakui dosaku kepada Tuhan.
Aku juga perlu
bertobat dan mencari pengampunan dari Tuhan. Tuhan ingin kita berbalik dari
dosa-dosa kita dan jangan pernah mengulangi dosa itu lagi. Sebagaimaa tertulis dalam
1 Yohanes 1: 9-10, “Jika kita mengaku
dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala
dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Jika kita berkata, bahwa
kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.”
Tanpa
mengakui kesalahan, kita tidak akan mendapatkan pertolongan. Aku menyadari
bahwa merawat kondisi itu berarti bekerja. Yang artinya, aku harus menghindari
hal-hal yang berbahaya bagi kesehatanku. Sama halnya dengan dosa. Begitu dosa
teridentifikasi, kita harus segera menghindar. Dalam kasusku, aku harusnya menghidari debu, serbuk sari, asap dan coklat.
Setelah
mengetahui hal itu, sekarang aku malah benar-benar fokus menghindari penyebab
kambuhnya asmaku. Aku tak perlu memilih restoran yang penuh asap atau tak perlu
tergoda makan coklat. Dan bagi kita orang Kristen, rasanya memang mudah untuk kita
menghindar dari dosa, seperti mencuri atau membunuh. Tapi tindakan-tindakan
kecil seperti sikap buruk, cemburu dan hal-hal lain yang tidak kita sadari. Kita mungkin melihatnya dengan jelas tapi sayangnya kita sulit menghindarinya.
Dengan
sakit asama yang ku derita, aku tentu juga perlu bantuan pengobatan karena
tidak ada cara untuk menghindari debu atau serbuk. Sama halnya dengan kita yang
juga butuh pertolongan Roh Kudus untuk menginsafkan kita dan membebaskan kita dari dosa (baca Roma 8: 12-13).
Sekarang, aku nggak mau lagi menyangkali kalau aku sakit asma. Aku butuh minum obat supaya membantu memulihkan pernapasanku, dan tentunya aku pun harus menjauhkan diri dari pemicu kambuhnya asmaku. Aku membiarkan Roh Kudus bekerja dalam hidup dan berusaha sebaik mungkin untuk menghindari godaan. Ya, semoga kita semua bisa menjalani hidup kita sepenuhnya dengan terbebas dari kendali dosa!
Dengan kemampuan kita yang terbatas, kita sepatutnya mengakui bahwa kita
memerlukan kuasa Roh Kudus untuk menguduskan dan menyucikan kita dari segala
dosa