Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 57; Markus 7; Yesaya 65-66
Dalam sebuah perjalanan ke rumah salah seorang teman, saya melewati sebuah salon kecantikan yang cukup bagus tempatnya. Yang menjadi perhatian mata saya ketika itu adalah spanduk yang terpampang di depan gedung salon itu, “Ada keriting bulu mata, sambung rambut, tato alis, setrika muka,” begitulah kira-kita kata-kata yang tertulis disana.
Melihat itu, otak saya mulai berputar dan muncullah pertanyaan ini: “Mengapa semakin banyak penampilan tidak alami pada masa ini? Bukankah biaya untuk melakukan semua itu sangatlah mahal?” Berhari-hari saya memikirkan jawaban atas pertanyaan saya sendiri tersebut.
Manusia zaman sekarang – baik laki-laki maupun perempuan, banyak yang sibuk memerhatikan penampilan dengan mengikuti berbagai program pembentukan tubuh, kecantikan wajah dan rambut, serta berbagai “penampilan penunjang” lainnya. Untuk sebuah penampilan yang oke, orang rela berkorban waktu, tenaga dan materi.
Firman Tuhan hari ini mengingatkan bahwa hidup kita seperti rumput dan bunga di padang, semaraknya akan segera berlalu (sementara). Orang Jawa menggambarkan perjalanan hidup di dunia seperti orang yang mampir ngombe (mampir minum). Namun, bukan berarti hidup yang fana ini dapat kita pakai seenaknya untuk memuaskan segala keinginan, justru karena hidup itu sementara, kita mesti memaknainya; menjalin relasi yang semakin akrab dengan DIA yang kekal.
Merawat tubuh dan memperindah penampilan tentu tidak salah. Namun, jika penampilan ragawi yang sefana rumput saja kita memerhatikannya begitu rupa, bukan hidup rohani kita semestinya diperhatikan lebih dari itu? Marilah kita belajar untuk lebih menikmati keakraban kita dengan-Nya, yang membuat hidup ini menjadi lebih berarti.
Meskipun sebentar, hidup adalah karunia Allah yang berharga. Isilah hari-hari Anda di bumi dengan menjalin keintiman dengan DIA dan menaati firman-Nya.