Bacaan Alkitab setahun : Mazmur 34; 2 Tesalonika 1; Yesaya 19-20
Dalam nubuatan kitab Perjanjian Lama, Allah Israel menggunakan gambaran yang menakjubkan, kisah demi kisah yang entah bagaimana menyentuh hati para umat-Nya yang terus saja memberontak.
Terkadang metafor yang ditunjukkan-Nya begitu mengejutkan dan keras, namun di saat lain begitu lembut dan menyentuh. Tuhan ingin umat-Nya memahami kedalaman kasih-Nya bagi mereka, dan senantiasa memperingatkan mereka akan bahaya dan penderitaan yang menanti jika mereka terus berjalan dalam pemberontakan.
Yesus, tentu saja, tidak pernah berhenti bercerita dan memberikan gambaran melalui kata-kata yang mengesankan. Inilah cara terfavorit-Nya untuk mengajar. “Kerajaan sorga sama seperti seorang raja yang ingin mengadakan perhitungan dengan hambanya... Kerajaan sorga sama seperti seorang tuan tanah yang pergi keluar pagi-pagi... Jika seorang wanita memiliki sepuluh keping perak dan kehilangan satu...”
Itulah salah satu alasan yang saya percaya mengapa Ia memimpin kita ke dalam petualangan bersama dengan Tuhan di sepanjang jalan kehidupan kita. Melalui pengalaman kehidupan yang nyata, Tuhan melukiskan gambaran dari cinta-Nya yang tak terkatakan. Tuhan mengajarkan kepada kita lebih dan lebih lagi tentang karakter dan rencana-Nya bagi hidup kita. Mereka yang memilih tinggal dalam rutinitas yang aman dan tidak pernah mengambil resiko memanjat keluar dari kebiasaan tidak akan pernah mendengar suara-Nya dengan jelas sebagaimana mereka yang terus berusaha maju, dan hanya bersandar pada janji-janji-Nya (tidak lebih dari itu).
Tidakkah Anda menyukai kisah Natanael, yang melamun di siang hari yang panas di bawah pohon ara? Apakah ia sebelumnya memiliki konsep pemikiran – atau paling tidak sebuah ide – bahwa ia sedang sangat diperhatikan dan diawasi di momen-momen itu? Yesus berkata kepadanya, “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” (Yohanes 1:48)
Dengan cara yang sama, Tuhan sedang memikirkan kita jauh sebelum kita pernah berpikir untuk memikirkan Dia. Bahkan di hari ini, saat kita sedang berada di tengah kebingungan, tekanan maupun kekecewaan, Tuhan sedang memikirkan kita ketika kita kehilangan pegangan akan hadirat-Nya, kasih-Nya, dan kepedulian-Nya atas kehidupan setiap kita. Kita selalu ada di dalam pikiran-Nya.
Tanpa Anda perlu merasakan kehadiran-Nya, Tuhan selalu ada bersama dengan Anda dan peduli kepada Anda. Karena Anda selalu ada di dalam pikiran-Nya.