Ayat Renungan: 1 Petrus 5: 10 - “Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.”
Setiap orang pernah sampai pada titik di mana hidup terasa terlalu berat. Kita bertanya, “Jika Tuhan mengasihi saya, mengapa saya harus menghadapi semua ini?” Pertanyaan itu wajar. Namun Alkitab berulang kali menunjukkan bahwa penderitaan bukan tanda Tuhan meninggalkan kita—justru sering kali menjadi tempat di mana kebaikan-Nya paling nyata.
Jika Tuhan menghapus semua masalah begitu kita percaya, mungkin orang datang kepada-Nya karena imbalan, bukan karena kasih. Tetapi Tuhan ingin hubungan yang murni, bukan transaksi. Karena itu, selama kita hidup, kita akan menghadapi masa sulit. Namun, di setiap masa sulit, ada kesempatan untuk menemukan kebaikan Tuhan dengan cara yang baru.
Ketika kita mencari pertolongan Tuhan di tengah kekacauan, dan Ia menjawab—dalam bentuk kekuatan baru, damai, atau jalan keluar—di situlah rasa syukur lahir. Penderitaan tidak pernah menyenangkan, tetapi sering kali menjadi jembatan menuju ucapan syukur yang lebih dalam. Paulus pun mengalami hal ini ketika berkata, “Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit… kami dianiaya namun tidak ditinggalkan.” (2 Korintus 4:8–9). Dengan kata lain: masalah ada, tetapi Tuhan selalu lebih besar.
Di masa menunggu pertolongan Tuhan, iblis sering menyerang pikiran kita: “Tuhan tidak peduli. Ini tidak akan membaik.” Namun justru di situlah iman diuji dan diteguhkan. Ayub tidak pernah mengerti alasan penderitaannya, tetapi ia memilih percaya: “Sekalipun Ia membunuh aku, aku akan tetap berharap kepada-Nya.” (Ayub 13:15). Keyakinan seperti inilah yang menuntun kita melihat kebaikan Tuhan di balik keadaan paling buruk.
Penderitaan bukan akhir cerita. Tuhan menjanjikan pemulihan, penguatan, dan pengokohan bagi setiap orang yang tetap percaya. Ketika badai berlalu, kita akan melihat ke belakang dan berkata, “Tuhan ada di sana sejak awal.”
Action Praktis:
Saat pikiran negatif datang, ucapkan doa sederhana: “Tuhan, Engkau tetap baik dan tetap besertaku.” Atau deklarasikan satu ayat penguatan (misalnya 1 Petrus 5:10 atau Mazmur 46:2), setiap ali Anda merasa keadaan begitu mengguncang.
Hidup Anda berharga, dan Tuhan tidak pernah melepaskan tangan-Nya dari Anda. Hari ini adalah kesempatan baru untuk membuka hati dan membiarkan kasih-Nya memulihkan setiap luka. Jika Anda rindu didoakan, butuh teman berbagi dan membutuhkan bimbingan rohani, hubungi kami dengan klik banner di bawah.