Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 55; Markus 5; Yesaya 61-62
Kata Ibrani yang digunakan untuk ‘takut’ menunjukkan kagum dan hormat. Seseorang yang mencari hikmat bersedia untuk tunduk kepada Tuhan hanya karena ia kagum dan hormat kepada-Nya. Kata ‘takut’ ini juga menunjukkan ketergantungan total kepada Tuhan.
Saya diingatkan akan hubungan saya dengan ayah duniawi saya. Ayah saya adalah seorang yang luar biasa yang saya cintai dengan segenap hati dan sangat saya hormati. Ayah saya merupakan contoh yang sempurna dari seorang ayah yang saleh. Ia sangat dihormati di lingkungan kami, ia adalah seorang ayah yang adil dan bijaksana. Namun saya tahu batasan-batasan dalam hubungan kami. Saya memiliki ketakutan yang tepat padanya. Namun bukan ketakutan yang lahir dari pengalaman buruk, melainkan lahir dari rasa kagum dan hormat kepadanya. Saya mencintainya dengan segena hati saya dan ingin menyenangkan hatinya. Inilah rasa ‘takut’ yang dibicarakan di Alkitab.
Menghotmati berarti kita mempercayai orang lain dan menghargai mereka, atau mengagumi mereka. Hal ini juga berarti kita bersedia untuk tunduk pada orang lain. Untuk menghormati orang lain karena salah satu keinginan kita adalah menyenangkan orang tersebut dan bahkan mungkin meniru mereka.
Seperti yang dikatakan Amsal 1:7, orang bodoh tidak merasa perlu untuk menghormati Allah sehingga kurang memiliki kebijaksanaan dan pengetahuan yang datang hanya dari Allah. Bahkan sesungguhnya orang bodoh memilih untuk pergi ke arah yang berlawanan dengan kebijaksanaan.
Saya sangat menyukai kutipan dari Walter Lippman berikut ini: “Dibutuhkan hikmat untuk memahami hikmat; musik tidak akan berarti apa-apa jika para pendengarnya tuli”.
Orang bodoh bagaikan pendengar yang tuli. Mereka tidak memiliki cara untuk mendapatkan kebijaksanaan karena ia tidak memahami maupun menghormati jalan menuju kebijaksanaan, yang adalah Tuhan sendiri. Orang bodoh menolak untuk tunduk kepada Tuhan karena mereka tidak percaya kepada Tuhan.
Banyak kisah Alkitab yang menceritakan mengenai hal ini. Tidak dibutuhkan kepandaian untuk mendapatkan hikmat Allah karena segala hikmat itu berasal dari Tuhan sendiri. Saya tidak ingin menjadi orang bodoh, bagaimana dengan Anda?
Belajarlah untuk menghormati, percaya dan tunduk kepada Tuhan untuk mendapatkan hikmat yang daripada Tuhan.