Pahlawan Hiroshima
Kalangan Sendiri

Pahlawan Hiroshima

Lestari99 Official Writer
      5989
Matius 9:36
Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 15; Wahyu 21; Ayub 6-7

Saat bom atom pertama dijatuhkan di Hiroshima, dr. Fumio Shigeto sedang menunggu mobil sekitar satu setengah kilometer dari pusat ledakan. Terguncang dan kalut, ia terlindung dari ledakan itu karena berada di sebuah gedung beton.

Di sekelilingnya, orang-orang yang terluka menjerit-jerit. Sebagai seorang dokter dengan tas kecil di tangannya, ia pun segera menyadari ketidakmampuannya. Ia memerlukan sepasukan dokter, perawat dan teknisi. Ia memerlukan berton-ton obat-obatan. Ia memerlukan setiap ranjang di puluhan rumah sakit. Apa yang dapat dilakukan seorang pria dengan perlengkapan terbatas di tengah kebutuhan yang amat dahsyat itu? Dokter Shigeto membuka tas medisnya, dan mulai merawat orang yang tergeletak di dekat kakinya.

Saat ini kita menghadapi kondisi serupa. Di tengah krisis multidimensi bangsa ini, apa yang bisa kita lakukan dan sumbangkan sebagai pribadi untuk memperbaiki keadaan?

Tuhan Yesus juga tergerak menyaksikan orang banyak yang terlantar seperti kawanan domba. Namun, Dia menjamah dan menyembuhkan orang satu persatu. Sikap inilah yang Tuhan kehendaki dari kita. Tuhan tidak menuntut kita menolong semua orang atau menjadi penyelamat bangsa. Dia hanya menghendaki kita mengerjakan tugas dan pelayanan kita satu demi satu dan dengan sebaik-baiknya. Akhirnya, pelayanan yang tampaknya kecil itu akan mendatangkan perubahan juga.

Keberhasilan besar berangkat dari satu keberhasilan kecil.

Ikuti Kami