Matius 6: 33
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 119:89-176; 1 Korintus 8; 1 Samuel 3-4
Aku baru saja menaruh anakku yang sedang tidur siang di atas kasur. Seperti biasa, aku menghampiri jendela lalu termenung di sana selama 1.5 jam. Agenda hari ini adalah mengerjakan proyek yang sudah Tuhan taruhkan dalam hatiku.
Aku benar-benar mematuhinya. Aku meraih laptop dari lemari, merasakan jamahan Tuhan di dalam hatiku dan berkata, “Duduklah bersamaku dan layanilah Aku.”
Bagi seseorang yang punya tipe kepribadian sepertiku, pasti sulit rasanya membuat pilihan untuk duduk dekat Tuhan sebelum melayani-Nya. Karena sudah tertanam dalam diriku untuk mengerjakan semua hal dan jadi sebuah tantangan bagiku untuk jadi pribadi apa adanya.
Apakah kamu pernah bergulat dengan keadaan sepertiku? Kita melayani Tuhan, melakukan semua hal yang Dia taruhkan dalam hati kita dan mengalami hal-hal menakjubkan saat kita menghabiskan waktu bersama Dia.
Aku masih belum yakin bagaimana hal itu terabaikan sudah cukup lama. Tapi ada musim dalam hidupku yang justru mengingatkan aku untuk menyadarinya.
Waktu aku menuju kursi yang nyaman dengan buku catatan, Alkitab dan laptopku, aku harus memutuskan kalau duduk dekat Tuhan dan belajar dari Dia jauh lebih penting daripada mengerjakan konten untuk memuliakan nama-Nya di surga.
Bagiku itu momen yang aneh. Aku masih ingat bagaimana aku saat duduk di depan laptopku, situasinya terasa sangat sulit. Lalu aku mulai bertanya ke diriku sendiri, “Kenapa momen ini penting?”
Kita gak bisa melayani Tuhan dengan kondisi jiwa yang kosong. Matius 6: 33 mengingatkan kita untuk ‘lebih dulu mencari kerajaan Allah dan kebenaran-Nya maka semuanya akan ditambahkan kepada kita’.
Semua hal yang kita butuhkan itu bisa berupa makanan, air, pakaian dan hal lainnya. Tapi lebih daripada kebutuhan fisik tersebut, kita juga memerlukan makanan bagi jiwa kita, pelindung, sumber kebijaksanaan dan pengetahuan yang hendak Tuhan bagikan kepada kita saat kita mau duduk dekat dengan-Nya. Ajaib bukan kalau kita bisa memperoleh semua itu?
Tuhan hanya butuh waktu kita dan sebagai gantinya, Dia memberi kita kebenaran yang menghidupkan kita.
Jadi, gimana caranya kita bisa mulai meluangkan waktu duduk bersama Tuhan? Kita bisa mencontoh teladan Yesus. Di Lukas 5: 16, kita bisa membaca bagaimana Yesus selalu punya waktu pribadi dengan Allah. Dia suka pergi sendirian ke tempat-tempat sunyi untuk berdoa. Yesus menghabiskan waktu-Nya sendirian bersama Bapa Surgawi. Kalau Yesus, sang Juruslamat dunia, Anak Allah yang gak berdosa, memprioritaskan waktu duduk dekat Allah sebelum melakukan pelayanan-Nya, bagaimana dengan kita?
Bapa di surga rindu kita untuk duduk dekat dengan Dia. Dia mau prioritas kita adalah mendengar-Nya. Mari bangun kebersamaan dengan Dia dalam diam supaya kita dipersiapkan secara maksimal untuk melayani-Nya.
Hak cipta Chelsey DeMatteis, disadur dari Crosswalk.com
Kamu diberkati dengan renungan harian kami? Mari dukung kami untuk terus memberkati lebih banyak orang melalui konten-konten terbaik di website ini.
Yuk bergabung jadi mitra Jawaban.com hari ini.