Daniel 3: 28
Berkatalah Nebukadnezar: "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali Allah mereka.”
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 116; 1 Korintus 4; Hakim-Hakim 20-21
Daniel 3: 24-30 mengisahkan soal ketakjuban Raja Nebukadnezar menyaksikan tiga pemuda Yahudi Sadrakh, Mesakh dan Abednego sama sekali tidak terbakar di dalam perapian yang menyala.
Malahan Raja Nebukadnezar semakin takjub karena ketiganya dicampakkan dalam keadaan terikat. Jadi dia berpikir kalau mustahil mereka gak terbakar.
Ajaibnya, kuasa Tuhan bekerja dengan luar biasa. Sang raja sendiri meminta para pemuda Yahudi itu dikeluarkan dari perapian. Dia mulai heran dan bertanya-tanya dengan kuasa yang dimiliki oleh Allah yang mereka sembah.
Di Daniel 3: 28-29, Raja Nebukadnezar berkata, “Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali Allah mereka. Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari bangsa, suku bangsa atau bahasa manapun ia, yang mengucapkan penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan puing, karena tidak ada allah lain yang dapat melepaskan secara demikian itu.”
Yang paling menakjubkannya di akhir kisah ini adalah Raja Nebukadnezar menganugerahkan ketiga pemuda itu jabatan tinggi. Daniel 3: 31, “Lalu raja memberikan kedudukan tinggi kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego di wilayah Babel”
Apa yang bisa kita pelajari dari kisah Sadrakh, Mesakh dan Abednego ini?
Mereka mengajarkan kita tentang keteguhan iman. Sekalipun nyawa adalah taruhannya, ketiga pemuda ini memilih untuk mati bagi Tuhan daripada hidup dengan cara yang menyimpang dari kebenaran firman-Nya.
Kisah ini juga mengingatkan kita akan kesetiaan Tuhan bagi orang-orang yang taat dan setia dalam iman. Dia sendiri turun secara langsung ke tengah perapian itu dan melindungi Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Tuhan bukan saja menunjukkan kuasa-Nya yang tak terbatas, tetapi juga mengambil kembali kemuliaan yang dicuri oleh manusia.
Bayangkan, orang-orang di satu kerajaan itu juga ikut merasa takjub, termasuk wakil raja, penguasa, bupati dan para menteri. Karena tiga pemuda itu sama sekali gak mempan dengan api. Sehelai rambut di kepala mereka pun gak terbakar, jubah mereka gak hangus.
Di zaman ini, sulit menemukan orang-orang yang punya komitmen seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Kebanyakan justru mudah sekali berkompromi dengan dunia. Mulai dari kompromi dengan pilihan makan, kompromi dengan pilihan pasangan hidup, kompromi dengan uang dan jabatan, kompromi dengan dosa kedagingan dan sebagainya.
Kita lupa kalau sebenarnya, waktu kita tetap teguh menaati firman-Nya, Dia gak akan pernah meninggalkan kita. Sebaliknya di dalam iman yang beranilah mujizat Tuhan dinyatakan. Sehingga melalui iman kita, Tuhan sendiri beroleh pengagungan dan kemuliaan. Seperti yang dilakukan oleh Raja Nebukadnezar dan semua orang di kerajaan itu.
Baca Juga: Penyembah Sejati Tak Akan Lakukan Ini Dengan Dosa
Dampak lain yang dihasilkan dari sikap tidak berkompromi dengan apapun yang bertentangan dengan kebenaran Tuhan adalah kita mendapat kesempatan dan peluang dalam hidup kita.
Raja Nebukadnezar sendiri mempercayakan jabatan baru kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Atau seperti kisah Yusuf dengan ketaatannya kepada Tuhan, akhirnya dia memperoleh hal baik sepanjang pembuangannya di Mesir.
Gak ada yang lebih membanggakan hati Tuhan selain kita mau menaati firman-Nya. Kasih kita kepada Tuhan bukan saja dibuktikan dengan ucapan, penyembahan atau doa tapi juga tindakan kita setiap hari. Semakin besar kasih kita kepada Tuhan, semakin besar pula tindakan iman yang kita lakukan untuk memuliakan nama-Nya.
Saat ini, mari tanyakan dirimu. Apa penghalang atau ketakutan yang membuat kamu memilih untuk berkompromi dengan pilihan yang ditawarkan dunia? Apakah kamu benar-benar mengasihi Tuhan dalam hidupmu? Mari belajar dari keteguhan iman Sadrakh, Mesakh dan Abednego dan latihlah dirimu untuk memilih taat kepada Tuhan setiap hari.
Kiranya hati dan pikiranmu dibaharui di dalam Tuhan. Dan aku mengalami kasih dan penyertaan-Nya sepanjang malam ini.
Kamu diberkati dengan renungan harian kami? Mari dukung kami untuk terus memberkati lebih banyak orang melalui konten-konten terbaik di website ini.
Yuk bergabung jadi mitra Jawaban.com hari ini.