2 Petrus 1: 5-7
Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 118; 1 Korintus 6; Rut 3-4
Anak remaja biasanya gak suka bertanya. Mereka lebih suka berdebat tentang hal-hal yang asing dan mereka akan mulai mengakhirinya saat menyadari kesalahan mereka sebelum mengakuinya. Anak remaja akan selalu mencoba membangun benteng pertahanan saat akan berbicara dengan orang lain.
Ayat renungan hari ini mengajarkan kita tentang membangun karakter yang baik. Jadi, sebagai orangtua kamu mungkin memahami kalau anak-anak biasanya cenderung merasakan tekanan untuk memenuhi standar yang gak bisa mereka pahami sepenuhnya. Sementara mereka sadar kalau standar itu tidak akan mungkin bisa mereka penuhi. Akhirnya mereka akan merasa sangat frustrasi.
Proses ini sama seperti benih yang ditanam dan disiram dengan setia. Benih itu akan tumbuh menembus tanah seperti saat gigi pertama bayi tumbuh. Itu pasti sangat menyakitkan!
Proses menyakitkan ini akan mengontrol dan membuat potensi alami anak berkembang, sementara prestasi akademis dan kemampuan atletik akan semakin kuat. Kemampuan ini akan terus berkembang sepanjang hidup anak.
“Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.” (2 Petrus 1: 8)
Semua orang pasti mau hidupnya produktif. Pengetahuan, pekerjaan dan terlebih lagi kerendahan hati butuh ketekunan. Bagaimana kita bisa tetap melakukannya dengan tekun?
Yesus menyampaikan dalam 2 Petrus 1: 9, “Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.”
Saat Tuhan menyucikan dosa kita, kita berjalan keluar dari masa lalu kita untuk sampai pada tujuan Allah. Dialah yang membentuk hati kita untuk menjadi serupa seperti hati-Nya. Saat kita mencari, mendengar dan menaati kebenaran-Nya, Kristus setia untuk memperkuat dan mempersiapkan kita untuk apa yang akan terjadi ke depan.
Baca Juga: Ketekunan Mendatangkan Tahan Uji, Jadi Setia Saja Pada Prosesnya!
“Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.” (2 Petrus 1: 3-4)
Mendidik anak remaja harus dilakukan secara bertahap, sampaikanlah pelajaran kehidupan secara berulang-ulang. Dorong anak keluar dari zona nyamannya untuk mengejar kehendak Tuhan.
Hal yang sama juga berlaku dalam membangun kehidupan rohani kita. Dengan melakukannya dengan tekun, keselamatan dari Yesus sendiri akan mengikuti jalan kita.
Mengikut Yesus itu memang sulit. Sama seperti anak remaja yang kerap gagal memenuhi standar yang ditentukan, kita juga pasti akan terus gagal dalam memenuhi standar yang ditentukan Tuhan. Tapi Yesus dengan setia akan terus mengajar kita, sama seperti orangtua yang setia mendampingi dan mendidik anak-anak remajanya.
Hak cipta Meg Bucher, disadur dari Crosswalk.com
Kamu diberkati dengan renungan harian kami? Mari dukung kami untuk terus memberkati lebih banyak orang melalui konten-konten terbaik di website ini.
Yuk bergabung jadi mitra Jawaban.com hari ini.