Habakuk 3: 17-19
Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. (Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi).
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 103; Lukas 15; Yosua 17-18
Pernahkah kamu mengalami saat-saat dimana tidak bisa merasakan kehadiran Tuhan dalam hidupmu? Ketika hal buruk terjadi, namun kita telah melakukan yang terbaik untuk berpegang teguh pada iman kita, akan sangat untuk bertanya dimanakah Tuhan? Diamakah Dia ketika orang kita cintai meninggal? Dimakah Dia saat terjadi perceraian, penyakit, dan kematian? Dimanakah Dia saat perang berkecamuk? Ini adalah pertanyan kuno yang telah diperjuangkan manusia selama berabad-abad, dan pertanyaan yang dapat diajukan dengan mudah. Sepertinya, dunia berada di ambang bencana, jadi kita berhenti mencari Tuhan setelah melalui semua itu.
Habakuk menulis nubuatannya pada saat dia dan umat Tuhan mengajukan pertanyaan yang sama. Orang Babilonia bersiap untuk menyerang Yehuda, dimana sisa umat Allah tetap tinggal. Ini adalah keputusan Tuhan langsung karena mereka mengalami kemerosotan moral dan rohani.
Habakuk mengeluh kepada Tuhan, ia tidak mengerti bagaimana dia bisa menggunakan bangsa yang benar-benar jahat di Babilonia untuk menghakimi orang yang tidak begitu jahat di Yehuda. Tapi, kita tahu bahwa jalan Tuhan bukanlah jalan kita (Yesaya 55: 8-9).
Tuhan menjawab Habakuk dan mengingatkannya bahwa Dia adalah Tuhan yang adil, penuh belas kasihan dan Dia juga mengingatkannya bahwa orang benar harus hidup oleh iman serta percaya kepada-Nya. Ringkasan utama Habakuk adalah apapun yang terjadi, dia akan memilih sukacita dan percaya pada Tuhan. Meskipun dunia tampak runtuh, namun dia akan bersukacita di dalam Tuhan.
Saya tidak dapat membaca bagian ini dan tidak memikirkan tentang himne klasik “It is Well With My Soul.” Banyak orang tahu cerita dramatis di baliknya. Horatio Spafford menulis lirik setelah serangkaian peristiwa traumatis kedua putranya tewas dalam kebakaran Chicago tahun 1871 dan sisa keluarganya tewas dua tahun kemudian ketika kapal mereka tenggelam saat menyeberangi Atlantik. Namun, sekalipun setelah semua hal tersebut terjadi, dia mampu menulis “Ketika damai seperti sungai, perhatikan jalanku, Ketika kesedihan seperti ombak laut menggulung; Apapun nasibku, Engkau telah mengajariku untuk berkata, Ini baik, baik, dengan jiwaku.”
Apa yang kamu alami hari ini? Apakah duniamu sedang berantakan? Ketahuilah ini, kamu tidak bisa memilih apa yang kamu alami, tapi kamu bisa memilih bagaimana cara kamu akan menjalaninya. Tidak peduli apa yang kamu hadapi, kamu bisa memilih untuk mengatakan “Namun, saya akan bersukacita di dalam Tuhan, Allah penyelamatku.”
Hak cipta oleh Brent Rinehart, disadurkan dari crosswalk.com
Kamu diberkati dengan renungan harian kami? Jika kamu rindu supaya orang lain juga diberkati sepertimu, mari dukung kami untuk terus menjangkau melalui konten-konten yang kami sediakan lewat pelayanan media kami.
Kamu bisa menjadi mitra Jawaban.com dengan berdonasi 50 ribu setiap bulannya bersama kami. Kabar baiknya, bagi kamu yang berdonasi sebesar 250 ribu setiap bulannya akan mendapatkan bonus satu buah kaos Polo. Jadi, buat kamu yang tergerak untuk bergabung yuk DAFTAR DI SINI.