1 Raja-raja 17:12
Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."
Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 51; Markus 1; Yesaya 55-56
Bagaimana perasaan Anda ketika berada di posisi janda Sarfat tersebut? Bayangkan bagaimana seorang janda dengan makanan terakhirnya yang hanya cukup untuknya dan putra satu-satunya, lalu ada seseorang yang datang dan minta sebagian dari makanan itu. Bukankah tindakan Elia saat itu terkesan kejam dan sangat egois.
Jika Anda jadi Elia, yang membutuhkan makan dan Tuhan memberitahu Anda untuk pergi ke orang yang paling putus asa di negeri ini untuk bisa mendapatkannya, bagaimana perasaan Anda saat itu?
Tuhan menuntun Elia dari sungai Kerit yang kering kepada seorang janda miskin tinggal punya sedikit tepung. Mengapa Tuhan memimpin Elia dari satu situasi sangat sulit ke situasi sulit lainnya?
Jawabannya sangat mudah, karena Tuhan ingin melakukan mukjizat lagi dan menunjukkan kesetiaan-Nya kepada mereka yang paling membutuhkannya, seperti janda dan anak yatim itu.
Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi." (1 Raja-raja 17: 13-14).
Apakah Anda akan mengandalkan logika atau iman di saat menghadapi situasi yang mengancam jiwa seperti yang dihadapi Janda Sarfat? Wanita itu menunjukkan imannya kepada Tuhan dan Elia dengan memberikan sebagian dari makanan terakhir yang ia miliki. Tindakan iman ini menghasilkan mukjizat, ia dan anaknya mendapatkan penyediaan dari Tuhan sepanjang masa-masa sulit itu. Tuhan membuat tepung dan kendi minyaknya tidak habis beberapa waktu lamanya. Penyediaan Tuhan terjadi dalam langkah ketaatan yang kita ambil.
Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia. (1 Raja-raja 17:16).
Tuhan dapat melipatgandakan apa yang sudah kita miliki di tangan kita dengan cara yang ajaib ketika kita mempersembahkan hal itu kepada-Nya. Tuhan mengambil satu-satunya sumber kehidupan yang janda itu miliki, seperti Dia mengambil roti dan ikan dari seorang anak, dan kemudian melipatgandakannya untuk dibagikan kepada ribuan orang yang saat itu membutuhkan makan.
Sekarang, Tuhan telah menaruh keterampilan dan sumber daya di tangan Anda. Anda perlu menerapkan apa yang Anda pelajari di atas, yaitu mempersembahkannya untuk Tuhan dan melangkah dalam ketaatan sehingga terjadi mukjizat pelipatgandaan, dan hidup Anda bisa menjadi berkat bagi banyak orang.
Jadi, mari bertanyalah kepada Tuhan, "Apa yang Engkau mau untuk kupersembahkan kepadamu Tuhan?"
Kamu sedang dalam pergumulan dan butuh dukungan doa? Klik link dibawah ini untuk terhubung dengan tim doa kami https://bit.ly/InginDidoakan
Kamu butuh teman curhat dan membutuhkan pertolongan Tuhan? Klik link dibawah ini untuk konseling dengan konselor kami http://bit.ly/inginKonseling