Ibrani 12:
15
“Jagalah
supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar
jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan
banyak orang.”
Bacaan Alkitab
setahun: Mazmur 43; 2 Timotius 1; Yesaya 39-40
Dari semua
emosi manusia, kepahitan adalah yang paling menakutkan. Hal itu seperti kanker
emosional. Kita tidak akan pernah menduga betapa banyaknya orang yang bergumul
dengan kepahitan. Hari ini, mari kita cek hati kita, yang diibaratkan seperti sebuah
taman. Apa yang saat ini tumbuh di dalam hati kita, mari kita periksa dengan 4 ciri
kepahitan dari Ibrani 12:
1. Kepahitan dimulai dari bibit yang kecil
Dimulai dari
Ibrani 12: 12, penulis Ibrani menggambarkan orang percaya yang putus asa
sebagai atlet lari yang kelelahan ketika berlomba. Orang bisa membuat kita
merasa kesal, menyinggung perasaan kita, terutama menyakiti hati kita sekalipun
mereka tidak bermaksud demikian.
Tapi, kita
sering gagal untuk melihat bahwa Tuhan menggunakan orang-orang tersebut untuk
memperbaiki tingkah laku kita. Sebaliknya, kita malah mengijinkan tindakan atau
perkataan orang yang menyakitkan menjadi benih kecil kepahitan yang kita tanam dan
membiarkannya tumbuh menjadi besar.
2. Kepahitan membutuhkan tanah yang tepat
Ayat 15
mengatakan kita harus “Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah,
agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang
mencemarkan banyak orang.”
Kita tidak
bisa kehilangan kasih karunia Tuhan, tapi kita bisa menjauhkan diri dari kasih
karunia itu atau tidak bisa melihat kasih karunia itu.
Ketika kamu
lupa kasih karunia Tuhan dalam hidupmu, maka kamu tidak akan bisa memberikan
kasih karunia kepada orang lain dan hatimu menjadi lebih rentan terhadap
kepahitan.
3. Kepahitan mengembangkan akar yang dalam
“Jagalah
supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang
menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang,” (ayat 15). Orang yang
membiarkan benih kepahitan tertanam di dalam hatinya, maka benih itu akan bertumbuh
dan berakar.
Walaupun
akar itu tidak terlihat, hal ini sangat merusak. Itu akan akan menghimpit kehidupan
rohani dan emosionalmu, itu akan menahan kuasa Tuhan dan menghalangi Tuhan bekerja
dalam hidupmu.
Itu karena
kebencian dan kekudusan tidak bisa berada dalam satu tempat secara bersamaan.
4. Kepahitan akan menghasilkan buah yang buruk
“Jagalah
supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar
jangan tumbuh akar yang pahit yang
menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang” (ayat 15).
Ketika benih
kepahitan ini berakar dan bertumbuh menjadi pohon dan menghasilkan buah, kepahitan
itu tumbuh bercabang ke dua arah yang berbeda: ke arah dirimu sendiri dan
membuatmu menjadi bermasalah, dan kepada orang lain yang membuat mereka
tercemar. Bahkan hal itu bisa merusak hubunganmu dengan Tuhan (1 Yohanes 4:
20).
Saya yakin
bahwa ada sesuatu di masa lalu yang membuatmu merasa kepahitan. Tapi, jangan
biarkan rasa sakit itu mengakar di hatimu dan tumbuh dalam dirimu. Jangan
menyiraminya dengan cara berpikir yang berpusat pada diri sendiri. Jangan
memupuknya dengan mencari simpati dari orang lain.
Apapun rasa
sakit yang kamu alami, bagaimanapun orang lain telah menyakitimu, bawalah ke
kaki salib dan katakan, “Ini milik-Mu, Tuhan, Aku memberikannya kepada-Mu.”
Menurutmu,
apakah Tuhan dapat mengangkat semua kepahitan yang kamu rasakan dan membuatmu
menjadi orang yang lebih baik?
Alih-alih
membiarkan benih itu berakar dan bertumbuh, biarkan kepahitan tersebut mati oleh
kasih Allah yang tidak habisnya (Efesus 3: 17, Kolose 2: 6-7). Hidupmu akan
berubah dari pahit menjadi lebih baik.