2 Timotius 4:
9-10
"Berusahalah
supaya segera datang kepadaku, karena Demas telah mencintai dunia ini dan
meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke
Galatia dan Titus ke Dalmatia."
Bacaal
Alkitab setahun: Mazmur 49; Titus 3; Yesaya 51-52
Kesulitan
telah membuat Rasul Paulus menjadi pejuang terbesar bagi Kristus yang dikenal
oleh dunia. Tapi, ada saat-saat dimana kesulitan ada kekecewaan menimpa
prajurit tangguh ini. Kita bisa merasakan sakit hati dan putus asa yang
dirasakan oleh Paulus pada saat menjelang akhir surat keduanya kepada Timotius:
2 Timotius 4: 9-11,14,16,21 "Berusahalah supaya segera datang kepadaku,
karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat
ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia. Hanya
Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena
pelayanannya penting bagiku. Aleksander, tukang tembaga itu, telah banyak
berbuat kejahatan terhadap aku. Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya.
Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorang pun yang membantu aku,
semuanya meninggalkan aku — kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka —,
Berusahalah ke mari sebelum musim dingin. Salam dari Ebulus dan Pudes dan Linus
dan Klaudia dan dari semua saudara."
Apakah kamu
merasakan rasa sakit dalam kata-kata itu? Rasul Paulus mendesak Timotius untuk
datang kepadanya hingga dua kali. Apakah kamu merasakan kesedihannya ketika dia
dua kali berbicara tentang ditinggalkan oleh teman-temannya?
Dalam kebanyakan
suratnya, Paulus tampak memiliki roh yang tak terkalahkan. Tetapi, dia adalah
pria yang mendertia, merasa dikhianati dan terkadang merasa sangat kesepian.
Namun, Paulus memilih untuk melihat kehidupannya dari perspektif surgawi.
Itulah sebabnya dia bisa menulis:
2 Korintus 4: 8-10 "Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan
dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan
hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan
kedatangan-Nya. Berusahalah supaya segera datang kepadaku, karena Demas telah
mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika.
Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia."
Paulus telah mengalami penderitaan
yang tidak bisa kita bayangkan. Orang-orang berkata bahwa mereka akan melakukan
sesuatu tetapi mereka tidak benar-benar melakukannya. Dia tidak bisa bergantung
pada orang tertentu.
Tapi, hal tersebut tidak menjadikan Paulus
hancul. Dia menolak untuk menyerah dan putus ada. Dia memandang hidupnya
sebagai proses kematian yang berkelanjutan. Tujuannya adalah untuk hidup
sedemikian rupa sehingga kebaikan Yesus terungkap melalui kesulitan dalam hidupannya.
Manusia dapat mengecewakan kita, tapi jangan biarkan hal itu mempengaruhi
iman kita. Percayalah kepada Tuhan yang akan bekerja melalui kekecewaan ini.