Hati yang Dijaga Tuhan, Hidup yang Dipenuhi Damai
Kalangan Sendiri

Hati yang Dijaga Tuhan, Hidup yang Dipenuhi Damai

Lori Official Writer
      237

Shalom saudara yang dikasihi Tuhan. Apa kabar hari ini? Saya berdoa kepada Tuhan supaya saudara dalam keadaan baik-baik saja, penuh dengan sukacita dan damai sejahtera Tuhan. 

 

Ayat Renungan: Filipi 4: 7 - "Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus."

 

Ayat renungan pagi ini punya makna yang sangat dalam. Ayat ini menuntun kita mengerti bahwa kita memiliki jaminan di dalam Tuhan. Apa itu? Bahwa Tuhan, Raja Damai itu, yang akan menjaga, memelihara, memberikan kekuatan dan semangat kepada kita. Kenapa? Karena hari-hari ini adalah jahat dan dunia tidak semakin baik.

Fenomena alam, tantangan kehidupan, serta kemajuan digital seolah datang seperti tsunami—membuat kita khawatir, membuat kita mungkin merasa hopeless, dan menjalani hidup ini dengan tanda tanya besar. Melihat keadaan, tuntutan zaman, dan apa yang ada dalam diri kita, kita sering kali menjadi uring-uringan dan tidak tenang. Hidup menjadi dipenuhi kekhawatiran dan intimidasi.

Saya ingat beberapa orang yang saya kenal, belum berani mengambil keputusan untuk menikah. Mereka berkata, “Kami belum punya rumah, belum punya mobil. Fasilitas kami belum mumpuni.” Seakan-akan untuk memulai rumah tangga semuanya harus sempurna. Dibandingkan dengan tuntutan zaman, mereka dipenuhi rasa tidak percaya diri—bahkan lebih bahayanya, tidak percaya kepada Tuhan yang sanggup membuat mujizat, menyediakan jalan keluar, memberi harapan, dan menyediakan apa yang tak dapat mereka prediksi. Fokus mereka akhirnya tertuju pada kemampuan diri: uang saya, fasilitas saya, apa yang ada pada saya. Padahal ada unsur Tuhan. Firman Tuhan berkata bahwa Dia adalah Raja Damai itu sendiri.

Jika sepasang laki-laki dan perempuan sungguh-sungguh menghadirkan Tuhan dalam hidup mereka—menjadikan Tuhan sebagai penyedia dan penopang rumah tangga yang akan mereka bangun—maka mereka akan memiliki damai sejahtera. Saudara yang dikasihi Tuhan, jaminan akan kehadiran Allah dalam hidup kita itulah yang membuat seseorang menjadi tenang karena damai sejahtera Allah hadir. Sumber damai itu adalah Allah sendiri. Jika Dia ada dalam hidup seseorang, maka hati dan pikiran orang itu akan dituntun kepada Tuhan.

Saudara, saya ingin menegaskan hal ini: ketika hati dan pikiran kita tertuju kepada hal-hal lain—keadaan zaman, trending-trending dunia, atau berbagai kesibukan—maka perlahan hati dan pikiran kita berbelok dan meninggalkan Tuhan. Padahal Tuhan adalah pemilik segala sesuatu, yang sudah ada sebelum dunia ada, sekarang ada, dan akan datang. Jika hati dan pikiran kita tidak lagi dikendalikan oleh Dia, maka kita tidak akan pernah merasa tenang, dan kedamaian tidak akan menjadi bagian kita.

Tetapi ketika Tuhan hadir dalam hidup kita, kita akan memiliki kedamaian. Dia sendiri yang akan menjaga hati dan pikiran kita. Bagian kita adalah mengundang Dia tinggal dalam kita. Seperti dalam rumah tangga—jika kita masih anak SMP atau SMA, kita tenang karena orang tua kita ada. Begitu pula ketika kita mengizinkan Tuhan tinggal di hati kita, di rumah tangga kita, dalam usaha kita, gereja kita, pekerjaan kita. Tuhan yang adalah damai sejahtera itu akan memelihara hati kita. Ketika kita memberi Dia ruang berdaulat, dengan kasih dan kuasa-Nya Dia akan menuntun kita dalam ketenangan, damai sejahtera, dan sukacita. Dan ketika hati tenang, pikiran pun akan menjadi tenang.

Namun semuanya dimulai dari hati. Sebab hati adalah sumber kehidupan. Dia yang memelihara hati, juga memelihara pikiran, perkataan, dan tindakan kita.

Hari ini mari kita bertanya: Siapa penjamin hidup Anda? Siapa yang mengendalikan hati dan pikiran Anda? Tuhan atau hal lain?

Kiranya ini menjadi momen introspeksi dalam masa penantian akan kelahiran Yesus. Saya mengundang saudara, biarlah Raja Damai itu tinggal di hati Anda sehingga Dia menjadi jaminanmu dan memelihara hati serta pikiranmu.

Tuhan Yesus memberkati.

 

Hak Cipta ©Maria Kaesmetan, Departemen Spiritual Life CBN Indonesia

Ikuti Kami