Menemukan Keindahan di Balik Ketidaksempurnaan
Kalangan Sendiri

Menemukan Keindahan di Balik Ketidaksempurnaan

Lori Official Writer
      3779

Mazmur 1: 3

Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.


Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 32; 1 Tesalonika 4; Yesaya 17-18

Kami punya empat kandang kuda dan seorang teman. Aku memutuskan untuk membangun benteng di langit-langit. 

Kami mengumpulkan papan kayu lapis dari setiap donor lingkungan yang ada.   Aku meminjamkan palu dan paku ayahku, dan kami membangun tempat persembunyian kami yang megah dalam beberapa jam. Aku mencuri sisa-sisa karpet dan akhirnya kami punya tempat persembunyian berkarpet.

Hanya saja, Ada satu masalah. Debunya sangat banyak. Sebagai pengakuan, beberapa tahun sebelumnya Aku pikir aku akan membantu ayahku dengan memalu semua simpul keluar dari dinding papan kayu. Menurut pandanganku sebagai seorang anak, simpul itu tampak terlihat aneh dan jelek.

Tapi seandainya aku menyadari nilai dari kekurangan dalam simpul itu. 

Ron Smith dari Wagner Meters menyampaikan  bahwa simpul adalah ketidaksempurnaan yang bukan hanya jadi bagian dari apa yang membuat kayu menjadi bahan yang indah. Tapi juga bisa berkontribusi terhadap kemungkinan cacat pada kekuatan struktural untuk konstruksi kayu.

Aku membaca deskripsi di atas dan simbol pohon alkitabiah yang mewakili orang-orang yang mengambil kehidupan yang baru.

β€œIa seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” (Mazmur 1: 3)

Berapa banyak pohon yang cabangnya mati yang perlu dipotong oleh Tuhan?

Apakah aku mempertanyakan kemampuan Allah untuk mengerjakan karya agung-Nya dengan cara yang memungkinkanku melakukan pekerjaan baik yang sudah direncanakan-Nya bagiku sejak lama?

Dia tahu bagaimana aku akan berubah. Jadi, bisakah aku tidak mengeluh Dan bertanya, "Kenapa Engkau membuatku seperti ini?"

Kalau kayu alami dengan simpul itu cukup indah, seberapa besarkah kamu dan aku mengingat bahwa kita memulai kehidupan yang diciptakan menurut gambar Allah dan diciptakan menurut gambar Allah dan diciptakan menurut gambar Allah dan diubah oleh Roh-Nya?

Di waktu yang sama, ketidaksempurnaan Kita mencegah Kita untuk membual tentang pekerjaan baik kita. 

Gambaran indah dari simpul kayu itu menguatkan pemahamanku tentang bagaimana kekuatan-Nya bekerja melalui ketidaksempurnaanku. Kasih karunia-Nya selalu lebih besar, tapi saat kelemahan pribadi berpotensi menguasaiku.

Apakah ketidaksempurnaanmu membuatmu malu, tidak biasa, tidak aman, jadi buruk dan sebagainya? Warga kerajaan Allah menghargai keaslian. Simpul itu membuat kita tetap otentik.

β€œ Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.” (Kejadian 3:7)

Untuk menghadapi rasa malumu, seperti Adam Dan Hawa, ambil langkah berani dan pakailah daun ara untuk menutupi simpulmu.  

Tapi kalau kamu menyerahkan semua rasa malumu ke tangan Tuhan, Dia mampu dan akan mengubah bentuknya menjadi fitur yang paling menarik.

Apakah kamu memandang ketidaksempurnaanmu sebagai simpul yang harus dihancurkan? Sebagai fitur yang harus kamu sembunyikan dari orang lain?

Menjadi otentik lebih menarik daripada menutupinya dengan daun ara. Mintalah cara pandang surga dan lihat bagaimana Allah akan membentuk kembali butiran kayumu yang unik dan indah yang melambai di sekitar ketidaksempurnaan itu saat Dia memurnikan dan menyempurnakanmu.


Hak cipta JA Marx, disadurkan dari CBN.

Ikuti Kami