2 Korintus
1: 3-4
Terpujilah
Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah
sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami,
sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam
penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.
Bacaan
Alkitab setahun: Mazmur 112; Lukas 24; Hakim-Hakim 11-12
Joni
Erickson Tada, adalah seorang penulis Kristen yang lumpuh dari leher ke bawah ketika ia masih seorang gadis muda. Pada tahun-tahun
awal setelah kecelakaan kelamnya, ia menuliskan tentang menerima kenyataan
bahwa hidupnya yang lumpuh adalah rencana Allah.
Dalam salah
satu bukunya, A Step Further, dia menulis:
Pada suatu
sore yang hujan pada awal musim panas tahun 1972, ada sekitar 15 orang
berkumpul di sebuah gereja kecil yang tak jauh dari rumahku. Mereka adalah
teman dekat, keluarga, dan pemimpin gereja yang kupanggil untuk berdoa bersama
atas kesembuhanku. Setelah kami selesai berdoa, hujan telah berhenti. Kami
keluar dari pintu depan gereja dan disambut oleh pelangi yang sangat indah. Itu
terasa seperti jawaban dari Tuhan. Tuhan memang mendengar doa kami, tapi Dia
tidak meyembuhkan.
Mereka yang
mendengar ucapan Joni pun merasa terkejut akan kedamaiman yang terpancar dari
wajahnya dan kesaksiannya. Joni adalah contoh bagi kita untuk mempercayai Tuhan
sekalipun berada di masa sulit.
Dia
menjadikan hidupnya sebagai saksi untuk mengingatkan orang-orang percaya bahwa
sekalipun Tuhan memilih untuk memberikan penyakit daripada kesehatan, rencana-Nya selalu sempurna.
Ketika saya
kuliah, saya memiliki seorang teman yang melakukan hiking pada suatu malam
bersama dengan sekelompok anak muda yang suka bertualang. Malam sangat gelap
sehingga tidak dapat melihat dengan jelas apa yang ada di depan, dia berjalan
dari tepi tebing curam. Meskipun selamat dari kejatuhan, dia lumpuh dari
pinggang ke bawah.
Tapi hari
ini, Scott Mithell adalah pendeta pendiri sebuah gereja yang berkembang di
Atlanta, Georgia, (yang) percaya bahwa, jika
bukan karena musim gugur itu, ia tidak akan menjadi pria seperti sekarang ini. Sekarang
dia menghabiskan hidup dan pelayanannya untuk berbagi dengan orang percaya yang
merasa menderita akan diberikan penghiburan melalui pengalaman yang dia rasakan
selama pencobaan itu.
Paulus
mengatakan dalam 2 Korintus bahwa ini adalah alasan utama dari beberapa
kesengsaraan kita, agar dapat menghibur orang lain yang menderita. Karena itu,
pertanyaan yang harus kita ajukan bukanlah “Tuhan, maukah Engkau membebaskan
saya dari penderitaan ini?” tetapi, “Tuhan, maukah Engkau menunjukkan kepada
saya siapa yang dapat saya bantu melalui kejadian ini?”
Setiap
orang di dunia menderita beberapa hal, tetapi tidak semua orang merasakan penghiburan
yang Allah tawarkan di tengah penderitaannya. Ikuti telada Paulus, Joni
Erickson Tada dan juga Scott yang membuat keputusan untuk menggunakan
penderitaan mereka untuk kebaikan, untuk menghibur orang lain.
Pokok doa: Pikirkan satu pencobaan yang ada
dalam hidupmu sendiri, apakah itu penyakit fisik, rasa sakit emosional,
perselisihan keluarga, dll. Berterima kasihlah kepada Tuhan karena
mengizinkanmu untuk mengalaminya. Kemudian, berdoalah agar Tuhan membawamu pada
orang yang mengalami pencobaan yang serupa agar kamu dapat memberikannya
penghiburan.