Satu Jiwa Lebih Berharga Dibanding 2000 Ekor Babi
Kalangan Sendiri

Satu Jiwa Lebih Berharga Dibanding 2000 Ekor Babi

Lori Official Writer
      4297

Matius 8: 32

Yesus berkata kepada mereka: "Pergilah!" Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang ke dalam danau dan mati di dalam air.


Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 18; Matius 18; Kejadian 35-36

Sebagai seorang anak muda, setiap kali datang ke sebuah pameran di pedesaan setiap tahun, pameran kesukaanku pastinya adalah pena dengan hiasan babi. Hanya membayangkannya saja akan membuatku tersenyum.

Kita hidup di budaya yang hampir terobsesi pada hewan. Hewan peliharaan yang dimanjakan di mana-mana. Ada kebun binatang, film tentang binatang, video dan acara televisi. Di waktu senggang, aku biasanya suka menonton film dokumenter soal alam. Aku menyaksikan pertunjukan tentang beragam jenis hewan. Aku gak pernah bosan mengagumi karya ciptaan Tuhan yang menakjubkan itu.

Jadi, gak heran banyak yang meragukan kasih Yesus karena membiarkan 2000 babi terjun ke jurang dan mati.

Kerasukan Setan

Kisah ini ditemukan dalam Injil Matius, Lukas dan Markus. Yesus baru saja berlayar menyeberangi Danau Galilea ke wilayah non-Yahudi bersama murid-murid-Nya. Lalu mereka bertemu dengan seorang laki-laki telanjang, gila dan kerasukan setan.

Yesus lalu berbicara kepada laki-laki itu, tapi setan yang merasukinya berteriak. “Apa yang engkau mau dari kami, Yesus? Sumpah demi Tuhan engkau tidak akan menyiksa kami! Jangan kirim kami ke dalam jurang!” kata setan itu.

Bayangkan berapa besar kuasa si iblis saat itu? Benar-benar lucu karena kita bisa melihat perilaku mereka seperti pengemis yang meringkuk dan mendesis. Bayangkan adegan ini: setelah roh-roh jahat menyadari bahwa Yesus tidak datang untuk melakukan penghakiman terakhir kepada mereka. Tapi Yesus memaksa mereka, para roh-orh jahat itu untuk keluar dari tubuh laki-laki itu dan mencari korban baru. Di sebuah lereng bukit, sekelompok besar babi sedang merumput.

Juru Slamat yang Pengasih

Roh-roh jahat itu merasa senang waktu mengajukan permintaan kepada Yesus. Mereka meminta untuk mengirimkan mereka kepada babi-babi itu. Mereka berpikir, kalau mereka tidak bisa menghancurkan hidup laki-laki itu mereka bisa menimbulkan kemarahan dari penduduk setempat karena telah membunuh babi-babi mereka.

Bisa dimengerti jika penduduk setempat pasti akan marah. Karena saat itu babi adalah bisnis yang menguntungkan bagi mereka.

Lalu Yesus menjawab si iblis, “Pergilah!” (Matius 8: 32). Tiba-tiba, si iblis menyerbu babi-babi itu, membuat kawanan panik dan ketakutan karena  kekacauan di rumput, udara dan tanah. Akibatnya, babi-babi itu terjun ke jurang dan mati.

Bayangkan, kamu adalah orangtua, anak atau saudara kandung laki-laki yang dirasuki setan itu. Selama bertahun-tahun, kamu menyaksikan hidupnya di tengah kuburan, berteriak-teriak hingga malam dan menyayat-nyayat tubuhnya dengan batu. Dia menjadi kasar. Dan saat si iblis meminta ijin kepada Yesus untuk memasuki babi-babi itu, bagaimana reaksimu? Apa yang akan kamu katakan kepada Yesus?

Tuhan melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik (Kejadian 1: 31)

Masalahnya, saat kita fokus pada kehilangan babi-babi itu, kita kehilangan pandangan tentang apa yang lebih penting. Kalau orang itu adalah ayah, kakak atau anak laki-laki kita, kita akan memohon kepada Yesus untuk menyelamatkan laki-laki itu. Apapun risikonya. Dan waktu Dia melakukannya, kita akan diliputi kegembiraan dan ucapan syukur, kita bahkan gak akan memikiran babi itu.

Bagaimana mungkin, saat jiwa manusia yang diciptakan dengan gambar Allah, dibebaskan dari siksaan yang mematikan? Kenyataannya adalah bahwa Yesus menunjukkan belas kasih-Nya yang terdalam dengan menyatakan satu jiwa yang hilang lebih berharga dari 2000 ekor babi.

“Bukankah manusia jauh lebih berharga dari pada domba?” (Matius 12: 12)


Hak cipta Studi Alkitab 6 minggu Week Four of LEGION: Rediscovering the God Who Rescues Me oleh Shandia Hrichi, digunakan dengan ijin Cbn.com

Ikuti Kami