Matius
7:11
“Jadi
jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu,
apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang
meminta kepada-Nya."
Bacaan Alkitab
Setahun : Mazmur 16; Matius 16; Kejadian 31-32
Ketika putri saya yang
berusia 14 tahun sedang bersiap-siap ke acara kemah bersama teman-temannya,
kemudian saya memberinya 3 gulungan kertas toilet untuk perjalanannya dan berkata,
"Taruh ini di tasmu."
Kemudian dia bertanya,
"Bu, jangan seserius itu dong!" sambil memutar matanya.
"Saya serius lho. Saya
tahu gimana perjalanan disana, tidak ada kamar mandi yang bagus. Kamu nggak
akan pernah tahu kamar mandi yang seperti apa yang akan kamu temui. Di sana
kemungkinan nggak ada tissue toiletnya bahkan kalau pun mereka punya tissue
toilet, maka setiap perempuan yang memakai kamar mandi akan mengambil tissu
toiletnya," responku.
Dengan wajah yang enggan,
putriku tetap memasukkan gulungan tissu ke tas yang akan dibawanya. Ketika bus
berhenti di pom bensin pertama, putriku berhasil menjadi salah satu dari
barisan pertama dimana dia dengan cepat melihat bahwa di toilet nggak ada
tissunya.
Saya bisa membayangkan gimana
raut wajahnya ketika dia merogoh tas dan mengeluarkan gulungan tissu yang
dengan bersikeras aku berikan.
Kemudian ketika dia keluar
dari toilet, dia akan memberikan kertas toilet kepada pembimbing kemping sambil
berguman, "Aku kesal, karena mamaku benar."
Kertas toilet berpindah
tangan kepada anak-anak gadis secara bergantian di perhentian pertama sebelum
waktu berhenti selesai.
Putri saya pun
menertawakannya begitu dia sampai di rumah dan saya pun berkata, "Lihat!
Makanya, kamu harus dengerin ibu terus!"
Kamu mungkin tertawa juga dan
memikirkan situasi yang sama yang sedang kamu alami, baik itu sebagai orangtua
ataupun sebagai anak.
Biasanya, kami selalu sepakat
bahwa anak-anak harus mematuhi orangtua mereka, bukan karena orangtua ingin
menjadi diktator, tetapi karena dalam hal sederhana seperti tissu toilet,
orangtua ingin yang terbaik untuk anak-anak mereka.
Lalu, gimana dengan Bapa
Surgawi kita? Apakah kita percaya bahwa Dia menginginkan yang terbaik juga
untuk kita bahkan dalam hal sederhana dalam hidup?
Saya sering sekali memanggil
Tuhan dalam masa-masa krisis kehidupan saya, ketika orang yang saya cintai
sedang sakit, ketika saya kesulitan soal keuangan atau ketika orang terdekat
saya menghianati saya. Ini adalah saat dimana kita sering memanggil Tuhan.
Padahal Tuhan nggak hanya ingin mendengar suara kita ketika di masa krisis
saja.
Salah satu atribut yang
paling mengagumkan dari Bapa Surgawi kita adalah bahwa Dia menginginkan
hubungan secara pribadi dengan kita setiap hari.
Benar, bahwa Tuhan yang
adalah Allah yang mahakuasa, Allah yang perkasa, tapi kadang dalam kemahakuasaanNya
itu, kita malah membatasi Tuhan dan berpikir bahwa Dia tidak peduli dengan
momen-momen yang duniawi, seperti momen kertas toilet misalnya.
Coba deh renungkan 1 Yohanes
3:1. "Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita,
sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah.
Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia."
Saya sangat menyukai bagian
terakhir dari ayat ini, "memang kita adalah anak-anak Allah." Jadi,
kita yang mencintai Tuhan dan menerima Yesus, adalah anak-anakNya Tuhan.
Ketika Tuhan menjadi Bapa
Surgawinya kita, maka kita memiliki orangtua yang terbaik yang menginginkan hubungan
setiap hari dengan kita, dan peduli dengan setiap bagian dalam hidup kita.
Matius 7:11 berkata,
"Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada
anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada
mereka yang meminta kepada-Nya."
Orang tua duniawi melakukan
yang terbaik, tapi tetap saja masih melakukan banyak kesalahan. Sementara Bapa
Surgawimu adalah orang tua yang sempurna. Dunia mungkin memberi tahu kamu bahwa
Tuhan tidak mencintaimu karena kehidupan di dunia tidak sempurna. Namun, Allah mengutus Putra
satu-satuNya untuk mati di kayu salib untuk kita lho, untuk kamu.
Tuhan menyiapkan sebuah rumah
besar di surga untuk kita semua. Tuhan menginginkan hubungan yang pribadi
denganmu.
Dan saya berani katakan bahwa
Tuhan sangat mencintaimu! Bicaralah dengan Bapa Surgawimu hari ini. Jangan
menunggu krisis dan memiliki masalah dulu. Dia ingin mendengarmu, hey anak-Nya!
Hak Cipta © 2017 Cheryl Johnson. Digunakan dengan izin.