Mazmur 30: 5
“Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang
malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.”
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 51; Markus 1; Yesaya 55-56
Sehari sebelum Byron meninggal dunia, saudara perempuannya berjalan ke kamarnya sembari membawa bunga matahari dan berteriak, “Surprise!”
Dia pun terkejut dan rona wajahnya berubah. Byron berkata, “Oh Lauren, indah sekali. Bunga ini tampak seperti bunga taman.”
Beberapa kali di tengah malam, dia hanya menatap bunga itu.
Dengan senyuman manis di wajahnya, dia berkata, “Lauren, terima kasih banyak. Aku memang membutuhkan ini.”
Bunga matahari memberiku arti yang sama sekali baru. Bukan hanya
sekadar simbol kebahagiaan, tapi juga pengingat akan beberapa hari terakhir bersama dengan putraku. Jadi, aku memutuskan untuk mencari makna dari bunga matahari.
Berdasarkan WikiAnswer.com,
bunga matahari dianggap sebagai simbol kebahagiaan, kekuatan, cinta akan matahari dan sinarnya dan dikatakan akan selalu menengadahkan wajahnya ke matahari.
Saat aku tahu fakta ini aku benar-benar diberkati. Aku suka dengan kata-kata dimana ‘bunga matahari itu selalu menatap ke depan ke hari esok yang cerah’. Hal itu mengingatkanku tentang bagaimana kamu dan aku seharusnya bersikap kepada putra Surgawi kita, Yesus. Kita melihat dalam Alkitab Matius 17: 2, “...wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang”. Sama seperti bunga matahari, bukankah seharusnya kita juga menengadahkan wajah kita kepada sang anak?
Aku dan putriku memutuskan menanam sebatang kecil bunga matahari
untuk menghormati Byron. Benar-benar sesuatu yang sangat menyenangkan saat bunga-bunga
ini akan mengikuti matahari dari pagi sampai malam. Yang paling membahagiakan adalah
ketika pagi di saat fajar menyingsing, aku akan pergi keluar untuk memeriksa bunga-bunga
itu. Di sana, bunga-bunga itu akan sudah melewati malam yang panjang dan siap memenuhi kecerahan hari yang baru.
Pendetaku menunjukkan berkali-kali dalam nats Kejadian kalau Tuhan
berkata kalau satu hari itu ditandai dengan malam yang kemudian berganti
menjadi pagi. Sementara kali berpikir sebaliknya, kalau satu hari itu dimulai dari pagi dan diakhiri dengan malam.
“Sebab
sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.” Mazmur 30: 5
Hal yang sama juga disampaikan dalam Roma 13: 12, “Hari sudah jauh malam, telah hampir siang.
Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang!”
Kita bisa memuji Tuhan setelah tahu kalau setelah gelap kita akan
selalu melihat cahaya. Tak peduli seberapa gelap atau panjang malam yang kita
lalui, selalu ingat kalau hari baru akan tiba. Aku bisa membuktikan kebenaran
ini. Kemarin adalah salah satu hari tergelap dalam hidupku, tapi aku terus
mencari sang putra Allah. Tadi malam, aku pergi tidur untuk memastikan kalau besok adalah hari baru!
Byron benar-benar adalah bungaku. Dengan terus menerus megejar Yesus, dan setia sampai akhir, ia melangkah ke dalam terangNya yang baru.
“Sebab itu
kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot,
namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan
ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi
segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.Sebab kami tidak
memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang
kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.” (2 Korintus 4 : 16-18)
Hak cipta Sue Bohnert, diterjemahkan dari Cbn.com