Bacaan Alkitab setahun : Mazmur 147; Wahyu 3; Ezra 5-6
Siapa dari kita tidak terbiasa dengan pemandangan anak kecil yang terpesona oleh ponsel mainan atau peristiwa sederhana seperti matahari terbit. Ravi Zacharias pernah menceritakan bagaimana anak laki-lakinya yang waktu itu masih beberapa tahun saja usianya, terhanyut hanya dengan tindakan sederhana - membiarkan sebuah balon mengapung ke langit-langit, kemudian ia naik ke atas kursi dan menariknya turun kembali. Ia mengulangi hal itu beberapa kali. Ekspresi di wajahnya membayangkan rasa terpesonanya, dan ia terkekeh sepuas hati. G.K. Chesterton melihatnya dan mengatakan bahwa kemampuan Allah diungkapkan dalam kecenderungan anak kecil untuk merasa gembira dalam hal-hal yang sepertinya monoton.
Orang dewasa lain lagi ceritanya. Kita mudah bosan dengan hal yang sama dan berulang. Misalnya saja mencermati orang yang di depan TV yang selalu mengganti saluran setiap kali ada jeda iklan atau bagaimana seseorang cepat bosan dengan menu makan siang di kantor yang itu-itu saja.
Kisah-kisah Alkitab melukiskan betapa Allah adalah Allah yang penuh kejutan lewat kehidupan umat-Nya. Dan Ia tetap demikian. Dalam kehidupan Paulus, Allah bergerak dalam hati seseorang yang tadinya sangat benci pada pengikut Tuhan, menjadi seorang yang akhirnya rela memberikan hidup-Nya demi tersebarnya Injil. Dalam kehidupan Ester, Ia mengangkat seorang wanita tak dikenal untuk menjadi ratu kemudian berhasil menghilangkan ancaman dihabisinya suatu bangsa. Berturut-turut kejutan demi kejutan ditampilkan.
Mudah sekali menjadi bosan dari satu hal ke hal lainnya. Tapi jangan berpikir Allah telah selesai dengan kita saat kita merasa bosan. Ia siap membuat kejutan-kejutan. Dengan selalu terhubung pada Allah, yang memasok ketakjuban, hidup kita akan semarak.
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.