Bacaan Alkitab setahun : Mazmur 139; Yohanes 16; Ezra 3-4
Siapa tidak mengenal Ir. Soekarno? Salah satu founding father republik ini dikenal sebagai seorang orator yang andal. Setiap berpidato di depan massa, semangat yang berkobar seolah bisa ia transferkan kepada para pendengarnya. Ia dikenal juga sebagai penulis buku ‘Di Bawah Bendera Revolusi' yang legendaris itu.
Buku itu ternyata tidak lahir dari meja kantornya. Beberapa bagian tulisan di dalamnya ternyata ditulis di Penjara Banceuy - Bandung, di tahun 1930. Di selnya terdapat sebuah kaleng yang berfungsi ganda, tempat buang hajat sekaligus tempat menuangkan pikiran. Setiap pagi ia membersihkan kaleng pesing itu dan setelah kering menggunakannya untuk papan atau landasan menuliskan ide-ide cemerlangnya. Lalu lahirlah sebuah karya pembelaan yang menuturkan penderitaan bangsanya setelah tiga setengah abad dijajah Belanda.
Siapa bilang keterbatasan membunuh kreatifitas? Kita kadang-kadang membuat keterbatasan sebagai alasan untuk tidak menghasilkan sesuatu. Yang paling sering justru meratapi keterbatasan itu, dan celakanya, kita lantas mencari kambing hitam.
Bercermin dari pengalaman Soekarno di era revolusi tadi, kita banyak belajar tentang bagaimana caranya memanfaatkan apa yang ada untuk menghasilkan karya. Karena itu daripada meratapi nasib, adalah jauh lebih baik kalau kita menggunakan keterbatasan kita sebagai energi yang besar untuk berkarya nyata.
Keterbatasan Anda bisa menjadi energi yang besar untuk berkarya nyata.