Bacaan Alkitab setahun : Mazmur 137; Yohanes 14; 2 Tawarikh 36:22-23
Cerita dari Matius 20:1-16 mengisahkan perumpamaan yang sulit untuk dipahami. Yesus bercerita tentang seorang petani yang menyewa para pekerja untuk bekerja di kebun anggurnya. Para pekerja datang di waktu yang berlainan. Beberapa pekerja datang saat matahari terbit, beberapa lainnya saat rehat kopi di pagi hari. Kemudian beberapa datang saat jam makan siang, sebagian ketika rehat kopi sore, dan sisanya sejam persis sebelum pulang.
Semua tampak baik-baik saja, sampai saat pembagian upah. Ketika mereka yang sudah bekerja selama 12 jam di bawah terik matahari mengetahui bahwa orang-orang yang hanya bekerja satu jam (bahkan belum sempat berkeringat) menerima bayaran yang sama. Mereka protes! Tindakan majikan mereka berlawanan dengan semua ajaran tentang motivasi pekerja dan kompensasi yang adil.
Masih banyak kisah yang "sulit" dicerna otak dalam Alkitab, seperti misalnya mengapa Tuhan memilih Yakub si penipu dan bukan Esau yang setia? Mengapa memberikan anugerah hikmat luar biasa pada Salomo, buah perzinahan Daud dan Betsyeba? Jawabannya sederhana saja, tiap kisah ini menyoal kasih karunia.
Cerita Yesus di atas yang tidak masuk akal secara ekonomi mengajarkan kita perumpamaan tentang kasih karunia yang tidak bisa dihitung seperti upah pekerja. Kasih karunia bukan soal siapa selesai lebih dahulu atau siapa yang terakhir; ini bukan soal berhitung. Kasih karunia adalah anugerah, bukan sebagai sesuatu yang kita usahakan. Itulah yang Yesus ingin kita pahami.
Kasih karunia Allah cukup diterima saja.