Bacaan Alkitab setahun : Mazmur 141; Yohanes 18; Zakharia 1-3
Saya terinspirasi untuk membangun beberapa kebiasaan baru setelah membaca "7 Kebiasaan Yang Paling Efektif" belasan tahun yang lalu. Salah satunya: berpikir dengan memulai dari akhir. Saya belajar untuk mulai berpikir dari sasaran yang ingin dicapai dalam peran saya sebagai ibu. Saya membayangkan penggalan terakhir hidup saya, saat saya tak lagi bernafas karena semuanya telah selesai.
Saya mulai memikirkan dan menuliskan "naskah" - sebagai siapakah saya ingin dikenang oleh pasangan, anak dan cucu saya? Setelah itu saya mulai menghidupi naskah itu dengan langkah mundur. Tentu saja saya bukan satu-satunya orang yang melakukan proses ‘memulai dari akhir' ini. Alfred Nobel adalah salah satu orang yang saya maksudkan.
Nobel adalah seorang ahli kimia Swedia yang mencari nafkah dengan membuat dinamit serta berbagai bahan peledak lainnya sebagai senjata. Bertahun-tahun setelah temuannya ini, ketika seorang saudara laki-lakinya meninggal, sebuah surat kabar secara tak sengaja mencetak berita kematian Nobel dan bukan saudaranya. Bunyi berita itu,
"Telah berpulang: Alfred Nobel, seseorang yang telah menjadikan dirinya sangat kaya dengan membuat temuan yang telah memungkinkan orang bisa membunuh sesamanya dalam jumlah yang tak pernah dibayangkan sebelumnya".
Terguncang oleh penilaian seperti itu, Nobel memutuskan untuk menggunakan kekayaannya untuk menghargai dan mendorong prestasi dalam memajukan kemanusiaan. Dari situlah lahir antara lain hadiah Nobel perdamaian.
Nobel memperoleh kesempatan langka yaitu untuk mengevaluasi kehidupan pada akhir hayatnya, namun masih memiliki waktu untuk mengubahnya. Dan sekarang, Anda juga memperoleh kesempatan yang sama.
Mengevaluasi ulang hidup Anda membantu Anda terhindar dari penyesalan di kemudian hari.