Apa yang Tuhan Inginkan Atas Hidupku?
Kalangan Sendiri

Apa yang Tuhan Inginkan Atas Hidupku?

Claudia Jessica Official Writer
      4108

Yohanes 15: 9

"Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu."

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 113; 1 Korintus 1; Hakim-Hakim 13-14

Ketika kamu ingin bertemu Tuhan, kamu bisa berbicara pada-Nya. Ketika kamu merenungkan firman-Nya, ketika kamu menghubungkan kehidupanmu dengan-Nya, ketika kamu memuji Dia karena merasa senang dan taat pada-Nya, artinya kamu telah tinggal di dalam Dia.

 Jika kamu menjadi seorang ayah, kamu tidak harus mengajari anakmu untuk berkata “Oke nak. Aku ingin kamu memperhatikan dengan seksama bagaimana aku berjalan, lalu kamu tiru.” Tidak begitu. Anak-anak akan mengikuti sendiri dalam bayanganmu atas kehendaknya sendiri.

Sebagai seorang ibu, kamu tidak harus memberi tahu putrimu untuk menyaksikanmu merias wajah atau mengatur gaya rambut. Dia mungkin sudah menyelinap ke kamarmu untuk mencobanya sendiri.

Anak-anak tidak perlu pelajaran formal untuk memahami cara orang dewasa melakukan berbagai hal. Mereka mempelajarinya hanya dengan tinggal bersamamu, dengan memperhatikanmu dan, dengan menirumu.

Alexander Graham Bell menasehati orang tua dari seorang gadis kecil bernama Helen untuk mengirim seorang guru dari Lembaga Perkins untuk Tuna Netra di Boston, Massachusetts. Johanna (Anne) Sullivan lulus dengan nilai tertinggi dan melakukan pembacaan pidato perpisahan di kelasnya.

Dia juga menang atas masa lalunya yang miskin,  juga atas kematian ibunya ketika Anne berusia delapan tahun. Ia juga ditinggalkan ayahnya yang kejam dua tahun kemudian, berada di panti asuhan selama empat tahun, dimana tempat tersebut adalah tempat meninggalnya saudara kandung satu-satunya yang dia miliki. Hidup yang berat untuk anak usia 19 tahun. Setahun setelah kelulusannya, dia dipilih untuk tugas mengajar Helen Keller yang berusia enam tahun, seorang bisu tuli buta. Keberhasilan Anne sangat luar biasa.

Setelah bekerja keras selama berminggu-minggu, Helen akhirnya dapat memahami bahwa Bahasa isyarat yang ditunjukkan Anne kepadanya adalah ejaan nama benda. Dua tahun kemudian, Hellen dapat membaca dan menulis huruf Braille dengan lancar.  

Ketika berusia sepuluh tahun, Helen belajar mengenal suara-suara yang berbeda dengan menempatkan jari-jari tangannya di tenggorokan gurunya untuk merasakan getarannya. Ketika Helen pergi kuliah, Anne menerjemahkan setiap pelajarannya ke tangan Helen. Ketika Helen meraih gelar, disaat yang sama Anne juga menerima pendidikan tinggi.

Ketika Anne meninggal pada tahu n 1963, setelah 50 tahun persahabatannya dengan Helen, dia berduka dan menuliskan kata-kata yang memikat hati mengenai orang yang selama ini telah menjadi mata, telinga dan mulutnya:

Guruku sangat dekat denganku sehingga saya hampir tidak bisa menerima kenyataan bahwa saya telah terpisah darinya. Aku merasa bahwa keberadaanya tidak dapat dipisahkan dari diriku sendiri dan fakta bahwa jejak hidupku ada di dalam dirinya. Semua yang terbaik yang kumiliki adalah miliknya. Semua   bakat atau inspirasi atau kegembiraan dalam diri saya semuanya, terbangun oleh sentuhan cintanya.

Dalam banyak hal, bagaimana arti kehidupan Anne Sullivan bagi Helen Keller adalah keinginan Yesus Kristus untuk kita. Dia ingin menjadi mata kita, telinga kita, dan mulut kita. Dia berjanji untuk menjadi teman kita yang lebih dekat daripada saudara (Amsal 18:24), tetapi kita harus bergantung pada-Nya. Seperti Helen Keller tergantung pada Anne Sullivan.

Ketika kita tinggal dan diam di dalam Kristus, orang akan melihat saksi nyata dalam diri kita. Tinggal di dalam Kristus bukanlah seperti daftar aturan. Itu adalah cara hidup untuk orang Kristen.

Pokok doa: Carilah Tuhan sekarang juga seperti halnya teman terdekatmu. Berseru kepada-Nya atas kesulitan dan penderitaanmu, bersyukur kepada-Nya atas berkat-Nya dan pujilah Dia karena selalu menjadi Tuhan yang setia, bahkan disaat kamu tidak.

Ikuti Kami