Matius 28: 9
Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka
dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya.
Bacaan alkitab setahun: Mazmur 8; Matius 8; Kejadian 15-16
Coba angkat tanganmu, berapa dari kamu
yang berharap lebih tentang hidupmu tahun lalu? Kamu berharap memasuki tahun
baru ini dengan sesuatu yang istimewa. Tidak perlu malu. Kita semua mungkin memanjatkan
doa dalam hati tahun lalu, agar doa itu mewujudkan hasrat hati kita itu.
Kamu berdoa, kamu menunggu, bahkan
mungkin berpuasa. Lalu, apa yang terjadi? Saya harap saya bisa memberikan
jawaban untukmu. Namun apa yang bisa saya katakan jika kamu belum melihat akhir
dari kisahmu, mungkin masih belum waktunya untuk dijawab. Biarkan saya menjelaskan.
Ya, di Alkitab banyak muncul kata “tiba-tiba”.
Tiba-tiba Elia naik ke Sorga dalam angin badai (2 Raja-raja 2:11). Yesus
tiba-tiba menampakkan diri pada murid-muridNya setelah kebangkitannya (Matius
28:9). Bahkan Tuhan membuat seluruh alam semesta kurang dari tujuh hari
(Kejadian 2:2).
Banyak hal terjadi secara tiba-tiba, tapi seringkali tidak begitu. Saya menemukan banyak mujizat Tuhan terjadi secara perlahan. Ketika saya membolak-balik Perjanjian Lama, saya menemukan kisah demi kisah orang-orang yang tahu apa itu menunggu Tuhan.
Mengingat
tentang Abraham atau Daud… Mereka menunggu bertahun-tahun untuk Tuhan
menggenapi janjiNya. Entah itu menunggu seorang putra ditengah kemandulan atau
bersembunyi di dalam sebuah gua dan berharap bahwa musuhnya tidak akan membunuh dia, mereka berdua
memiliki iman yang sulit dipatahkan.
Mengingat tentang kelahiran Yesus.
Kedatangan seorang Mesias adalah sesuatu yang sudah diprediksi orang-orang
selama beberapa generasi. Banyak juga pahlawan iman yang menunggu janji itu
digenapi bahkan hingga mereka meninggalkan dunia ini.
Kita tinggal di masa setelah kematian
Kristus, tapi jika kita dapat bertanya kepada nabi seperti Yesaya seperti apa
rasanya saat itu, saya yakin dia akan mengatakan “sangat lama hingga akhirnya
Kristus datang.”
Saya bilang semua ini untuk mengatakan bahwa Tuhan menulis novel, bukan komedi situasi. Dia spesialisasi dalam membuat mujizat yang membutuhkan waktu. Dia tidak dengan mudah menyelesaikan kisah kita dalam setengah jam.
Dia mengatur setiap adegan dan menyempurnakan setiap
karakter serta jalan akhir dengan sangat terperinci.
Saya sedang menuliskan novel sekarang, dan saya dapat bersaksi bahwa untuk mengerjakannya membutuhkan waktu. Saya membuat kembali cerita dan alur yang rumit. Saya harus membawa karakter ciptaan saya melalui segala macam hal gila untuk mendapatkan akhir yang sempurna, yang sudah saya rencanakan.
Ketika saya merasa frustasi dengan lamanya waktu yang dibutuhkan, saya mengingat bahwa Tuhan adalah penulis juga. Dia menulis jalan ceritaku dan Dia menulis jalan ceritamu. Mungkin memakan waktu lama, tapi percayalah, akhirnya akan sangat sepadan.
Hak Cipta Jennifer E. Jones. Digunakan
dengan izin.