Menanti Janji Tuhan Terjadi, Putus Asa Atau Beriman?
Kalangan Sendiri

Menanti Janji Tuhan Terjadi, Putus Asa Atau Beriman?

Lori Official Writer
      3767

Mazmur 37: 4

“…dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.”


Pada akhirnya, waktunya tiba juga. Tubuhnya mengisyaratkan untuk pergi ke rumah sakit. Kami akan punya anak! Untuk pertama kalinya. Ini adalah momen yang paling menggembirakan selama lebih dari 19 tahun penantian kami.

Ya, selama 19 tahun menikah, kami melayani Tuhan di gereja, di pelayanan, dan berpegang teguh pada iman kalau Tuhan akan memenuhi janji-Nya dengan memberikan kami hasrat hati kami.

“…dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.” (Mazmur 37: 4).

Keinginan hati kami, semuanya terlihat sekarang. Kami menyaksikan saudara dan teman-teman kami memulai keluarga, sementara kami tidak bisa seperti mereka. Berada di antara anak-anak dan keluarga di acara gereja rasanya menyakitkan, terutama saat penatua gereja bertanya, “Jadi kapan kalian akan punya anak?”

Hanya mereka yang pernah melalui hal ini yang paling tahu rasa malu dan sakitnya. Tapi hari ini adalah awal yang baru bagi kami!

Berapa lama kita harus menunggu Tuhan, terus berdoa. Istriku orang yang paling ngotot dan sedikit menyebalkan karena kami sudah mencoba semua hal untuk mendapatkan anak termasuk memeriksakan diri ke dokter. Setiap pagi aku terus berdoa, “Tuhan, kalau Engkau tidak memberi kami anak, tolong ambillah hasrat dalam hati kami untuk itu.” Tapi Tuhan tidak pernah mengambilnya.

Setelah prosedur medis dan kehamilan pertama, harapan kami pupus karena setelah istriku mengalami keguguran anak kembar kami. Dia menghadapi masa-masa yang cukup berat secara fisik maupun emosional. Aku memutuskan untuk memberinya istirahat. Setelah beberapa minggu kelelahan secara emosional, aku berseru kepada Tuhan. “Ya, aku rasa aku tidak akan pernah menjadi seorang ayah.”

Dari kedalaman hatiku, aku benar-benar menyerah. Tapi beberapa saat kemudian, Roh Kudus mendorongku untuk membuka Alkitab dan membacanya secara acak. Mataku tertuju pada ayat tentang janji terhadap orang-orang yang mandul.

“…apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum berbuah? Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat!" (Haggai 2: 19)

Seketika itu, sebersit harapan muncul dari dalam jiwaku dan aku tahu kalau istriku akan hamil. Tuhan melakukannya hari ini! Aku pulang ke rumah dan membagikan hal yang aku dapatkan ke istriku bersama beberapa teman yang jadi saksinya. Dalam beberapa minggu berikutnya, saat kami melakukan tes di Malam Natal, ya dia positif hamil!

Itu hal yang luar biasa, hari dimana Tuhan menyatakan janji-Nya. Penantian 19 tahun yang kami lalui berubah jadi satu hari yang dipenuhi sukacita dan ikatan yang tak akan pernah terputus, ikatan dengan pasangan dan Tuhan.

Sekarang putrid kami sudah lulus dari universitas dan sedang mengejar karirnya.

Aku berkali-kali teringat dengan Abraham dan Sara, dan bagaimana dia yang sudah berusia 100 tahun waktu itu dan Sara berusia 90 tahun saat mereka mendapatkan Ishak.   Aku senang kita tak harus menunggu selama itu. Jadi jangan pernah kehilangan harapan ya.



Hak cipta Gene Markland, digunakan dengan ijin Cbn.com 

Ikuti Kami