1
Petrus 5:7
"Serahkanlah
segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu."
Bacaan Alkitab
Setahun : Mazmur 23; Matius 23; Kejadian 45-46
Suatu hari di toko kelontong,
aku terjebak dan jatuh dalam mentalitas tidak lazim, " Aku tidak butuh
troli."
Ketika aku memilih-milih buah
apel, ada seorang pria membawa empat botol soda ukuran 2 liter di tangannya.
Tepat ketika dia melewatiku,
salah satu botol ditangannya terlepas dan jatuh menghantam lantai ubin. Arah
jatuh botol itu tepat mengarah ke saya, dan coca-cola dalam botol menyemprot ke
troli dan diriku.
Tapi, pria itu hanya melirik
saja, kemudian mengangkat bahunya dan berkata, "Huh. Siapa yang akan
menyangka kalau itu akan terjadi?" katanya lalu pergi.
Nggak ada minta maaf sama
sekali, nggak ada tawaran darinya untuk membawakanku tissu.
Ketika aku sampai di rumah,
aku nggak cuma mandi saja, tapi aku juga harus mencuci semua bahan makanan yang
sudah aku beli sebelum aku menyimpannya.
Ok, aku mengaku kalau sering
kali ketika aku pergi ke toko kelotong, aku juga memutuskan tidak memakai troli
karena aku hanya membeli beberapa barang saja.
Ketika aku bergegas menyusuri
lorong untuk mencari roti, susu dan pisang, aku biasanya akan melihat beberapa
barang lainnya yang tidak ada di daftar pembelianku.
Beberapa barang yang memang aku perlukan. Kemudian, asal kamu tahu, lengan saya akan kelebihan beban dan akhirnya aku meninggalkan jejak barang dibelakangku ketika berjalan ke kasir.
Sayangnya, aku melakukan hal
yang sama dengan masalah kecil dan
tekanan hidup.
Ketika sebuah hal kecil
muncul, sering sekali aku gagal untuk menyerahkannya ke Tuhan.
"Aku bisa mengatasinya
dan aku bisa mengatasinya." Tapi sebelum aku menyadarinya, aku justru
terbebani banyak hal yang benar-benar nggak bisa aku tangani sendiri.
Jika kamu sepertiku,
kadang-kadang kamu mungkin merasa lebih sulit untuk mengatasi hak-hal kecil
dalam hidup kamu dibanding pencobaan yang besar.
Aku terlalu percaya kepada
diriku sendiri dan terlalu sedikit mengandalkan Tuhan.
Dalam kebebasan dan kesombonganku
yang berdosa ini, aku berpikir, "Aku bisa melakukan ini. Aku benar-benar
nggak perlu merepotkan Tuhan tentang hal ini."
Tapi, ketika aku gagal
menyerahkan semuanya kepada Tuhan, nggak peduli apapun itu, semua hal kecil
jadi semakin parah dan menjadi sebuah kekacauan yang besar.
Sekarang, apakah kamu lelah
karena mencoba membawa beban dan masalah seumur hidupmu sendirian? Yesus
mendesak kita untuk membawa semua beban kita kepadaNya.
Matius 11:28-30,
"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan
memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku,
karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
Daud adalah seorang penggembala
domba dan Raja Israel agung yang secara dekat mengenal Si Pembawa Beban yang
agung itu.
Dia berkata dalam Mazmur
55:22, "Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau!
Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah."
Begitu juga dengan Rasul Paulus.
"Serahkanlah segala
kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1 Petrus 5:7)
Jadi, jangan menunggu sampai
kamu dikuburkan dalam tumpukan kekuatiran barulah datang kepada Yesus.
Melainkan bawalah semuanya dan setiap langkahmu kepadaNya.
Hak Cipta © Kathy Howard.
Digunakan dengan izin.