Mazmur 46: 10a
"Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 35; 2 Tesalonika 2; Yesaya 23-24
Di dalam renungan harian yang ditulis oleh Oswald Chmabers di
My Utmost, dia menggaris bawahi ayat di atas. Dia mendorong pembaca untuk teguh dan kokoh di dalam Tuhan.
Apapun yang kamu temukan di dalam dirimu, Tuhan berjanji bahwa
Ia akan selalu ada untuk menolongmu. Harus diakui, sulit untuk melepaskan rasa
cemas untuk berbagai alasan, mungkin takut gak punya pekerjaan, atau kondisi
kesehatan yang buruk. Tapi Tuhan tetaplah Tuhan, gak peduli apapun kondisi hidup yang kita lalui.
Kalau kita membiarkan situasi dalam hidup kita mendikte hubungan
kita dengan Tuhan, kita pasti akan binasa sejak awalnya. Selain itu, Tuhan gak
mencari pribadi yang beriman plin plan. Yang menarik perhatianNya adalah iman yang teguh dan radikal.
Dia mau kita memiliki level iman yang:
Teguh dan Kuat
Di Matius 15: 21-28, kita membaca tentang seorang ibu yang meminta pertolongan kepada Yesus. Awalnya, Dia menolak tapi wanita itu terus memohon.
“Lalu Yesus
pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah
seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.””
Yesus tak menjawab sepatah katapun. Lalu murid-muridNya datang
dan mendesakNya, “Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak.”
“Tetapi
perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah
aku." Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang
disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."Kata perempuan
itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja
tuannya."Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar
imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki."” (Matius 15: 23b-28)
Iman yang keras kepala membalikkan hati Kristus terhadap wanita itu dan akhirnya Yesus menyembuhkan putrinya.
Pantang Menyerah
Perumpamaan tentang janda yang ditulis dalam Lukas 18: 1-5 menggambarkan
bagaimana tekad yang kuat pada akhirnya bisa membawa seseorang mendapatkan apa yang diinginkannya.
Bahkan saat hakim berdiri menantangnya, sang janda itu pantang menyerah dengan harapannya.
Tak Tergoyahkan
Ibu Samuel, Hanna barangkali tak akan pernah berpikir kalau
dia akan melahirkan seoranganak. Apalagi anak yang dikandungnya akan menjadi salah
satu nabi yang paling berpengaruh pada zaman itu. Keputusasaan yang dia rasakan
atas kemandukan fisiknya membuat iman Hanna juga ikut lemah. Tapi, dia terus menangis dan berdoa untuk mendapatkan mujizat.
Bahkan dia bernazar di hadapan Tuhan bahwa anak yang akan
dilahirkannya akan diserahkan sebagai hamba di Bait Allah. Kita persis tahu
cerita ini bukan? Saat Hanna menangis di hadapan Allah tak lama kemudian dia pun mengandung.
Ketiga karakter iman inilah yang dicari Tuhan. Jangan pernah biarkan
imanmu goyah! Carilah tuntunan Tuhan atas hidupmu dan dengan gigih meminta belas kasihan kepadaNya untuk mengisi hidupmu.
Hak cipta Hannah Goodwyn, diterjemahkan dari Cbn.com