Filipi 4:6
“Janganlah
hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.”
Ayat Bacaan Setahun: Mazmur 32; 1 Tesalonika 4; Yesaya 17-18
Ketika putri saya mengalami
kebutaan 5 tahun yang lalu, keluarga kami memutuskan untuk tetap teguh di dalam
iman. Walaupun kami nggak memahami apa maksud Tuhan membiarkan dia cacat, tapi
kami tahu bahwa Tuhan berdaulat dan mampu menyembuhkan. Putri saya Amberle,
selalu ingin menjadi seorang misionaris perawat, dan mendekati tahun
kelulusannya, dia lalu mengalami reaksi alergi yang langka dan menyebabkan kebutaan.
Setiap hari, beberapa kali
sehari, kami berdoa untuk penyembuhan Amberle. Setelah tiga kali operasi
"eksperimental", penglihatan Amberle pulih kembali , kami sangat
gembira sekali. Namun, 6 bulan kemudian, dia kembali dalam kegelapan. Kami
terus mencari bantuan medis yang terbaik yang pernah ada dan kami berdoa terus menerus dengan keyakinan dan otoritas.
Karena memang, kami sangat
mengharapkan Tuhan menyembuhkannya, kami menunggu hampir setahun sebelum kami mencari
sebuah layanan praktis untuk menjadikan Amberle hidup mandiri dalam kebutaannya, seperti
pelatihan rehabitiliasi dan layanan transportasi. Kami terus berdoa untuk Amberle.
Lima tahun berlalu. Amberle
sudah mengalami 18 kali operasi, namun tetap masih buta. Suatu hari, ketika
saya berdoa memohon untuk kesembuhan Amberle, saya merasakan Tuhan menyela saya.
KataNya: "Ada hal yang
lebih penting daripada kesembuhan. Hal-hal seperti kepuasan, sukacita, dan kedamaian, apakah dia sudah memiliki ini?"
Ya, Amberle mengalami hal itu.
Bahkan, Amberle telah menikah
dengan kehidupan yang sangat bahagia, dia juga menyelesaikan gelar Masternya dengan baik dan secara aktif melayani Tuhan.
"Kamu telah membuat kesembuhannya
menjadi berhala," Tuhan menegur dengan lembut. "Kamu telah membuat
keinginanmu mengenai kesembuhannya malah lebih penting daripada hubunganmu denganKu."
Meskipun saya nggak mengakuinya,
selama 5 tahun terakhir ini, energi spiritual saya sudah dikhususkan untuk
berdoa bagi kesembuhan putriku daripada berdoa kepada. Saya telah dibutakan
oleh apa yang saya lihat daripada diperlengkapi oleh apa yang saya ketahui,
seperti kisah bangsa Israel ketika berada di lembah Ela atau lembah Tarbantin(1 Samuel 17).
Dan seperti bangsa Israel
juga, saya sudah menghabiskan begitu banyak energi untuk fokus pada masalah
yang sangat besar seperti Goliat, saya menyadari bahwa Tuhan mampu menyelesaikan masalah tesebut.
Intimidasi atau kekuatiran
merupakan salah satu alat utama dari si Setan. Dia mencoba merusak hubungan
kita dengan Allah dengan membuat kita fokus pada kesulitan atau masalah duniawi yang tengah kita alami sehingga kita teralihkan dengan hubungan kepada Bapa.
Dalam kasus saya, alih-alih
menyerahkan situasi saya kepadaNya dan mencari kedamaianNya, saya cuma
memberitahu Allah bahwa saya kesulitan sepanjang waktu dan mencoba menyelesaikannya sendiri.
Pertanyaannya, apakah salah
jika saya berdoa untuk kesembuhan putri saya? Tidak selalu. Filipi 4:6
mengatakan: "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur."
Saya sedang berusaha bertobat
dari penyembahan berhala saya dan mulai membawa permintaan saya kepada Tuhan. Saya belajar merenungkan siapa Tuhan dan percaya penuh kepadaNya.
"Yang hatinya teguh,
Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepadaMulah ia percaya." (Yesaya 26:3)
Apakah ada hasil perubahan mengenai kesembuhan putriku?
Tidak, dia masih sama saja buta. Dan saya masih berdoa untuknya setiap hari
dengan otoritas yang diberikan oleh Bapa Surgawi kepada orang percaya. Saya
tahu bahwa Tuhan bisa menyembuhkannya. Tapi karena saya mulai fokus pada
hubungan saya dengan Tuhan, saya belajar untuk lebih percaya kepadaNya. Tuhan dapat dipercaya dengan rencanaNya yang baik dan sempurna.
Ketika kamu memiliki masalah
yang tampaknya nggak bisa di atasi, jangan letakkan masalah tersebut di antara kamu dengan Tuhan tapi tempatkan Tuhan di antara masalah kamu.
Hak Cipta © 2018 Glenda
Durano, digunakan dengan izin.