1 Korintus 13:12-13
"Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami,sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu."
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 49; Titus 3; Yesaya 51-52
Sebagai pendeta, saya tidak pernah bermasalah dengan orang-orang yang memberikan persembahan dengan pecahan $100. Kecuali ketika uang itu palsu, seperti yang satu ini.
Ketika mendeposit uang gereja ke bank, mesin atm untuk deposit tidak mau menerima uang pecahan $100 itu. Saya pikir karena uangnya ada lipatan. Tetapi mesin tetap tidak menerima uang itu meskipun sudah saya luruskan. Akhirnya saya bawa uang itu ke teller bank, yang memeriksanya dan menyatakan bahwa uang itu palsu.
Teller bank tersebut dengan sangat baik memberitahu saya, "Lihat warnanya; ini bukan warna hijau yang benar. Kertanya juga tidak memiliki serat yang harusnya terlihat. Perlu dicatat juga kurangnya gelombang-gelombang halus disekitarnya. Gambar kurang tajam dan ujung-ujungnya tidak lurus. Bahkan ukurannya 1/16 lebih besar secara keseluruhan."
Jadi gereja kehilangan $100, dan bank mengirimkan uang itu ke tempat pemeriksaan terakhir dan memusnahkannya. Dua minggu kemudian kami menerima dua lembar dokumen dari United States Secret Service, pihak berwajib yang memastikan asli atau palsunya mata uang Amerika, dan mereka menyatakan uang itu palsu.
Jadi saya berpikir bahwa dari uang palsu itu dibuat, berapa banyak tangan sudah menggunakannya? Berapa banyak barang dibeli? Berapa banyak mesin kasir telah dimasuki? Berapa banyak orang yang bersukacita menerimanya dan menggunakannya bahkan memasukkannya ke kantung persembahan?Semua terlihat baik-baik saja hingga akhirnya sampai di bank.
Ide dan kepercayaan yang palsu bisa terlihat benar dan bagus dan bahkan berguna. Bahkan ada orang yang merasa mendapatkan manfaat. Mereka bisa merasa baik, damai atau merasa penting. Namun ketika tiba pada masa pengujian terakhir dan berhadapan dengan Yang Maha Benar, mereka tidak bisa lolos, tidak perduli seberapa bagusnya kelihatan hal palsu itu.
Suatu saat setiap yang hidup juga harus berhadapan dengan penghakiman. Bukankah dunia ini penuh dengan hal-hal palsu seperti ini? Janji palsu, harapan palsu, ketakutan-ketakutan dan kepercayaan-kepercayaan palsu. Dan semua itu akan tiba saatnya menghadapi pengujian, dimana kepalsuan pasti tidak akan lolos uji, dan pada akhirnya akan berakhir pada pemusnahan.
Hari ini apakah kita hidup dalam kepalsuan atau hidup sebagai orang benar? Karena pada akhirnya kita juga akan menghadapi pengujian, jika kita hidup dalam kepalsuan maka penyesalan kita nanti tidak akan ada artinya. Sebab jika hidup kita tidak berdasarkan kebenaran, maka akan dimusnahkan oleh api pengujian itu.