Roma 8: 1
Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam
Kristus Yesus.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 44; 2 Timotius 2; Yesaya 41-42
Ada cerita tentang seorang wanita tua yang tinggal sendirian
di gubuk kecil. Gubuk itu tampak sangat buram karena catnya sudah terkelupas,
atapnya bocor dan lantainya sudah hancur. Pemiliknya adalah seorang laki-laki tua yang perawakannya bertemperamen kasar dan menakutkan.
Sekali sebulan, dia akan datang dan menggedor-gedor pintu.
Saat wanita tua itu membuka, dia akan berdiri di depan pintu, menarik leher
wanita tua itu dan menagih uang sewa. Dengan cepat wanita itu akan memberikannya supaya pria mengerikan itu pergi.
Pada suatu hari, wanita tua itu mendengar ketokan di pintu
dan segera membukanya karena dia mengira itu adalah sang pemilik rumah. Saat
pintu dibuka, dia terkejut karena melihat seorang pemuda tampan berdiri di
depan pintu. Dia menyampaikan kalau dialah pemilik rumah itu karena sudah
membeli rumah itu dari pemilik sebelumnya. Kemudian pemuda itu memberitahukan
kalau rumah itu akan segera memperbaiki semua bagian yang rusak mulai atap, lantai dan catnya.
Mendengar hal itu, wanita tua itu langsung merasa cemas
karena dia berpikir harus pindah dan belum tahu harus tinggal dimana. Dia bahkan tak mampu menyewa rumah tempatnya tinggal itu.
Melihat keresahan wanita itu, sang pemilik rumah pun
memberitahukan kepadanya supaya tak perlu kuatir. Dia tidak akan memaksa wanita
itu pindah dari rumah tersebut. Bahkan, dia mengatakan bahwa alasan renovasi
rumah itu adalah karena wanita itu. Pemuda itu ingin supaya wanita tua itu bisa
tinggal dengan aman dan nyaman dan merasa bangga bisa tinggal di sebuah tempat yang disebut ‘rumah’.
Bukan cuma diijinkan tetap tinggal di rumah itu. Tapi pemuda itu
juga menyampaikan supaya wanita itu tak perlu membayar uang sewa rumah selama dia tinggal.
Kedengarannya mungkin seperti sesuatu yang sangat mustahil. Tapi
pemilik rumah yang baru itu gak pernah mengingkari janjinya. Dia mulai memperbaiki
semua bagian rumah yang rusak kemudian menanam bunga di depan rumahnya. Bagi
wanita itu, hal ini jelas seperti mimpi yang jadi kenyataan. DDia benar-benar sangat bahagia.
Lalu suatu hari, dia mendengar suara ketukan pintu yang
sangat keras dan akrab di telinganya. Dia ragu dan mulai membuka pintu. Dia menjumpai
pria tua pemilik rumah sebelumnya yang begis dan kejam itu. Apakah dia akan menagih
sewa rumah? Tentu saja tidak! Rumah itu bukan lagi miliknya. Dia tak lagi berhak meminta paksa uang sewa.
Jadi bagaimana dengan kita? Kita hidup di dunia dimana tuan tanah
yang jahat menakut-nakuti kita dan menuntut banyak hal dari kita dan membuat
hidup kita sengsara. Kemudian kita diperkenalkan kepada Yesus dan Dia datang ke
dalam hidup kita dan membersihkan kita dan membuat semuanya menjadi indah. Kita
melewati kehidupan dan lebih bahagia dari sebelumnya sampai kita mendengar ketukan di pintu.
Musuh tak lagi berhak memeras kita. Bagitu kamu di dalam Kristsu,
kamu sudah bebas. “Siapakah yang akan
memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau
penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut
sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."Tetapi
dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang
telah mengasihi kita.atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah,
ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” Roma 8: 35-39
Kita punya sang Raja Pencipta. Kita tak lagi harus percaya kebohongan
dari si musuh. Jadi, bantinglah pintu tepat di wajahnya dan percaya kepada Tuhan yang mengenalmu, mengasihimu dan membayar harga untukmu.
Pikirkanlah ini: Tak ada yang bisa memisahkan kita dari kasih
Yesus. Sudah saatnya kita mulai mempercayai kebenaran yang disampaikan oleh FirmanNya atas kebohongan musuh kita di dunia ini.
Hak cipta oleh Susan Norris, diterjemahkan dari Cbn.com