Waktu untuk Melupakan
Kalangan Sendiri

Waktu untuk Melupakan

Lestari99 Official Writer
      9679
Matius 18:21-22
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

Bacaan Alkitab setahun: Amsal 13; Galatia 2; 1 Raja-Raja 7-8

Ingatkah kamu ketika...? Itulah sebuah pertanyaan yang sering kita dengar saat kita menghadiri sebuah reuni, mengenang moment-moment saat masih bersama dengan teman ataupun kerabat setelah lama tak berjumpa. Dan seringkali tepat di tengah-tengah ingatan akan masa lalu, tiba-tiba tanpa dapat dihindarkan lagi kita terbentur pada sebuah kenangan yang sebenarnya lebih baik dilupakan.

Tiba-tiba, nyeri itu kembali menyerang. Kecaman dan kata-kata yang menyakitkan, janji yang diingkari, penolakan, kekecewaan, sakit hati... Apakah yang seharusnya kita lakukan dengan kenangan-kenangan seperti itu? Kita dapat melupakannya. Malah sebenarnya, kita harus melupakannya. Dan hanya ada satu cara untuk melakukannya - yaitu melalui pengampunan.

Mengampuni seseorang terdengar seperti hal yang sederhana. Namun sedikit dari kita yang sungguh-sungguh melakukannya. Seringkali kita memandang pengampunan seolah-olah hanya merupakan salah satu pilihan tambahan dari kehidupan. Padahal pengampunan adalah tuntutan dasar bagi setiap orang percaya. Malah sebenarnya, tidak mengampuni justru merupakan tindakan orang fasik.

Dalam Matius 18, Yesus menuturkan sebuah perumpamaan yang melukiskan akibat buruk dari perbuatan yang tidak mengampuni. Perumpamaan itu melibatkan seorang hamba yang berutang kepada tuannya sejumlah jutaan dolar. Ketika waktu pembayaran tiba, dia memohon kepada tuannnya, "Tuan, bersabarlah kepadaku dan aku akan melunasi semuanya." Tuannya berbelaskasihan sehingga dia melupakan seluruh utang itu!

Segera setelah itu, hamba yang sama mencari seseorang yang berutang kepadanya 15 dolar. Mengetahui bahwa orang tersebut tidak sanggup membayar, sang hamba tanpa berbelaskasihan mengabaikan permohonan orang itu dan menjebloskannya ke dalam penjara. Ketika tuannya mendengar itu, dia sangat gusar. Dia memanggil hamba yang jahat itu dan menyerahkannya kepada para penyiksa sampai dia melunasi semua utangnya.

Simak kembali jumlah utang yang menjadi pangkal permasalahan. 15 dolar! Kebanyakan utang-utang kecillah yang sering membuat kita tersandung. Kejengkelan sepele antara suami dan isteri, antara saudara dan orang lain yang kita kasihi. Berhati-hatilah! Itulah jenis utang yang digunakan iblis untuk menyiksa Anda. Bagaimanapun, Yesus melunasi segunung utang bagi Anda. Anda dapat menjadi dermawan dengan berbelaskasihan dan mengabaikan utang-utang orang lain yang sangat kecil.

Luangkanlah waktu dengan Roh kudus, dengan mengizinkan Dia menyingkapkan sikap tidak suka mengampuni di dalam diri Anda. Jadi, bertobatlah dan lepaskanlah itu. Jadikanlah setiap moment lebih daripada sekedar suatu waktu untuk mengingat, namun jadikanlah sebagai waktu untuk melupakan kesalahan orang lain.

Sebesar apapun kesalahan orang lain terhadap Anda tidak akan pernah sebanding dengan pengampunan yang telah diberikan Tuhan dalam hidup Anda.

Ikuti Kami