Bacaan Alkitab setahun: Amsal 29; Kolose 2; 2 Tawarikh 16-17
Tujuan akhir Yesus sangat berbeda dengan tujuan akhir yang kita inginkan. Kita selalu menginginkan berada di suatu tempat yang enak, nyaman, keren, mungkin seperti Disneyland, Univesal Studio atau Menara Eiffel. Berbeda dengan kita, Yesus memilih Yerusalem sebagai tujuan akhirnya (destiny).
Bagi Yesus, Yerusalem ialah salib. Salib merupakan lambang dari kehendak Bapa yang bertentangan dengan keinginan dasar kita sebagai manusia. Kita selalu menginginkan kenyamanan (comfort) dan keamanan (secure). Namun lain halnya dengan Yesus, di akhir hidup-Nya Ia memilih untuk mati disalib.
Pada hari menulis artikel ini, saya mendapat sebuah SMS dari seorang teman yang berbunyi, "Christianity is not about self-help or self-building or self life. Christianity is about self-death". Self-death artinya "mati bagi diri sendiri" atau "kehilangan kesenangan demi terlaksananya kehendak Bapa". Waktu kita berbicara mengenai visi, apakah kita melihat unsur ‘salib' di sana? Atau hanya pengejaran kita akan popularitas, kekayaan dan kekuasaan?
Pada waktu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata "Ikutlah Aku", yang dimaksud oleh-Nya ialah "ikut sampai ke salib" dan "ikut disalib". Komitmen seorang murid yang diajarkan oleh Alkitab ialah "potong kepala" (head cut). Kekristenan bukan barang murahan, karena dibangun dengan nyawa. Beberapa orang memilih untuk mundur di tengah jalan saat menghadapi tantangan dan masalah. Fitnahan, perlakuan kasar, tidak dihargai, digosipin, dll. Mundur dari pelayanan mungkin menjadi salah satu cara menghindarkan diri dari sakit hati dan dilukai terus-menerus.
Beberapa bulan yang lalu, saya mendapat tantangan yang Roh Kudus letakkan di hati saya. Sampai kapan kamu akan melayani Tuhan? Apakah kamu akan melayani Dia sampai kematian menjemput? Atau bahkan sampai Yesus datang untuk yang kedua kalinya? Ini menjadi tantangan kita bersama untuk melayani Yesus Kristus, sampai Ia datang untuk yang kedua kali.
Jalan Salib adalah teladan yang Yesus berikan bagi Anda. Sudahkan Anda mengikuti jalan itu?
Sumber : Ps. Ferry Felani, S.Th. Pastor of City Gate Apostolic Community